Banyak desa beranggapan bahwa dengan membuat website desa, maka desa tersebut sudah melaksanakan keterbukaan publik, jadi sudah selesai sudah gak perlu banyak membuka diri. Bila beranggapan demikian tentu ada benarnya, paling enggak sudah lebih baik dibandingkan dengan desa yang enggak punya web sama sekali.
Kata orang jaman now tentang desa, bila tidak punya web itu, ibarat gadis cantik yang tinggal di gunung sendirian, dan sayannya gadis cantik itu banyak yang mau melamar, tapi susah dihubungi karena tidak mempunyai nomor wa, tidak bisa ditelepon tidak bisa di-sms.
Kesepian!
Dengan mempunyai alamat web, setidaknya desa kita punya berita baik di online tentang desa kita. Dengan web maka kita mudah berkomunikasi, dan memberi informasi. Teman, Kenalan atau relasi bisnis mengecek tentang dimana kita tinggal, didapati berita baik. Berita tentang indahnya pemandangan desa, tentang penduduk desa yang rukun dan jarang marah marah, atau mungkin saja berita tentang kader posyandu desa yang tak pernah lelah bekerja.
Kita itu memang sangat perlu berita baik, bukan berita buruk, karena berita buruk sering membuat yang membacanya menjadi marah, kesal, jengkel, atau paling tidak kehilangan mood kerja. Tentu kita sesekali lihat berita buruk untuk bahan renungan, asal jangan semua hal yang kita baca, kita dengan adalah hal buruk, sehingga nanti pikiran kita, hati kita, dan suasana bathinnya ikut buruk!
Penting lho web itu untuk kita menyebarkan berita yang baik-baik tentang desa kita. Berita baik akan membuat kita nyaman, yang baca nyaman, selain itu menguatkan citra desa, dan semoga juga cinta pada desa. Setiap warga desa juga senang berita baik.
Saya pernah beberapa kali cek nama desa di kolom pencarian google, begitu di enter yang keluar di hasil pencarian google ternyata bukan potensi desa, bukan foto desa, atau bukan berita bagus, ternyata yang muncul adalah berita kejahatan, berita teroris, berita tawuran.
Ternyata ada teroris bersembunyi di desa itu, dan viral teroris ditemukan! Desa itu terbawa viral sayang viral “di desa ada teroris..”
Beberapa hari yang lalu, saya cek nama sebuah desa untuk mencari ulasan tentang potensi wisata di daerah tersebut. Tentu saja cek juga di pencariaan google. Problembnya saya ketahui ketika saya enter, yang keluar kok berita korupsi kades, distu banyak sekali tulisan tentang kades di desa yang saya cari namanya di google.
Jadi identitas desa sama dengan koruptor, malu maluin!
Bagi yang desanya belum mempunyai web sendiri, atau pernah buat web dari proyek kementerian desa tapi kemudian mati, karena domainnya tidak diperpanjang, boleh mengisi data website masing-masing desa di klipaa.com, karena klipaa sudah menyediakan halaman desa untuk diisi dengan berita-berita baik, inspiratif, dan tentu saja bukan dengan berita teroris!
Syaratnya buat berita di klipaa hanya tinggal daftar dan membuat akun di klipaa. Jangan ada berita buruk, mari kita buat berita baik, bersama klipaa.com.
Silahkan LOGIN untuk berkomentar.