2 tahun yang lalu
Oleh: Subandoyo

Algoritma Di Internet Yang Membuat Kita Seperti Katak di Bawah Tempurung


Tanpa kita sadari kita saling tikam kata kata via media sosial.  Seringkali di media sosial  kita ingin memberi tahu tapi setelah dikasih tahu cara kita memberi tahu membuat sahabat kita sakit hati

 

Saat lain, dengan semangat kita memberi pengertian tentang politik. Memberi tahu dengan antusias tentang siapa tokoh baik tokoh terpuji yang harus dibela, dan sekaligus siapa tokoh jahat menurut kita yang harus dicela.

 

Ketika kita share betapa perlunya membenci tokoh jahat,  malah membuat orang lain yang membaca tulisan kita emosian.  Menurut mereka anda salah, anda jahat!.

 

Orang yang tidak bersepakat tentang siapa yang jahat siapa yang baik. Lalu dengan mudah yang tidak sepakat pada  disebut, dungu, tidak cinta kebenaran tertutup mata hati.

 

Baik dan jahat menjadi sederhana, sesederhana pikiran kita yang terbatas menyimpulkan, kalau  pun ada yang berbeda pendapat, dengan yakin siapapun yang beda perdapat dengan kita layak kita “dungukan”.

 

Kita terjebak pada keyakinan 4x5=20. Dan tidak membuka opsi pada jawaban 4x5=23-3, 4x5=20x2.  Ada ribuan kebenaran bahkan jutaan cara pandang yang mungkin sama sama benar.   Mengapa demikian karena kita terjebak pada algoritma yang mempersatukan kita hanya dengan penganut 4x5=20, jawaban berbeda sekalipun benar kita salahkan. Saya menyebutnya disebabkan terjebak dalam  algoritma katak di bawah tempurung

 

Algoritma Katak Dibawah Tempurung

Saya ingin menyebut kenapa kita banyak konflik di media sosial adalah karena algoritma aplikasi. Saya tidak akan menyebutnya karena politik karena buzzer, karena kepentingan. Hal itu sudah dibahas oleh banyak orang, basi kalau saya bahas lagi.

 

Apasih yang dimaksud dengan algoritma di bawah tempurung. Adalah sebuah algoritma yang cenderung menyodorkan informasi yang kita sukai saja, tema yang kita inginkan, dan terhubung dengan orang orang sejenis.

 

Kita menjadi kurang gaul dengan orang berbeda. Algoritma membuat dunia kita menjadi seperti katak dibawah tempurung, yang hanya melihat kebenaran dalam perspektif tempurung sempitnya.  Bergaul dengan orang orang sejenis saja, dan kalaupun bergaul dengan orang lain, sekedar menegaskan perbedaan, tidak ada dialog kecuali penghakiman.

 

Informasi yang Kita Sukai

Google, tiktok, instagram merekam jejak digital kita dengan sempurna. Aplikasi itu lebih kepo dari istri yang paling pencemburu atau lelaki paling posisive di dunia. Jika anda bisa sembunyi dari wanita pencemburu dan lelaki kepo, anda tidak bisa sembunyi dari jejak digital yang direkam oleh aplikasi.

 

Saat anda mencari kata “prestasi prabowo” maka google akan memberi tahu ribuan atau jutaan informasi tentang prabowo.   Juga didekatkan dengan yang mencari hal serupa. Anda akan dikepoin oleh google dan terus ditawarin oleh konten “prestasi prabowo”, “gagahnya prabowo”, “masa kecil prabowo”, “keberanian prabowo” dan semua yang keren tentang prabowo.

 

Andapun akan mabuk, dan kecanduan informasi sejenis

 

Karena kita menyukai berita prabowo, maka google akan menuntun kita pada artikel artikel tentang prabowo, ulasan tentang prabowo, orang orang yang menuliskan prabowo dengan baik. Kita jadi terhubung dnegan orang orang pendukung prabowo, saling menguatkan saling berbagi informasi, saling mencinta, dan saling merasa mempunyai preferensi politik

 

Orang lain menyuka bisnis maka internet memberi kita artikel bisnis, video bisnis, iklan binis, youtobe bisnis, motivator, triik bisnisn, maka seolah oleh sebagian warga hidup adalah bisnis. Sistem dirancang sedemikian rupa untuk memanjakan pengguna agar betah membaca berlama lama.

 

Google lebih melayani dan membujuk dibandingkan dengan sales cantik paling dan cerewet. Ia kepoin jejak digital, lalu membujuk dan merayunya dengan rayuan sangat gombal.

 

Terhubung Dengan Orang Sejenis


Difacebook kita akan cenderung bergabung dengan kelompok pemuja, kelompok pencinta, kelompok daerah atau kelompok apapun yang sejenis. Kita akan like status kawan kita yang sependapat dan menghindari kawan yang tidak sependapat.

 

Sebagaimana halnya google, facebook pun kepo pada siapa kawan kita, kepada siapa kita like. Kegiatan kita itu dicatat dengan baik oleh facebook. Sehingga begitu kita buka facebook tampilah sahabat sahabat kita, rekat politik kita, orang orang yang mirip mirip dengan kita.

 

Di dunia maya kita berkumpul dan cenderung berkumpul dengan orang orang sejenis, sehingga sering menimbulkan kenyataan semu. Bagi penyuka sepeda akan melihat betapa sepeda telah menjadi favotite banyak orang, bagi penyuka naik gunung akan melihat betapa banyaknya orang suka naik gunung. Demikian halnya dengan politik.


Hati hati, dan sadari, jangan sampai anda adalah korban dari algoritma yang membuat anda yang sudah keren, jadi berkurang kekerenannya, biasa berpikiran terbuka jadi partisan.

#desacihurip

#cihurip

#klipaabercerita

0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.