2 tahun yang lalu
Oleh: Subandoyo

Rekor Netizen Indonesia Paling Tidak Sopan Se Asia Tenggara, Harus Kita Hapus!


Jaman sudah berubah sangat cepat mendahului pikiran dan bayangan banyak orang. Teknologi sering terlalu banyak memberi kejutan. Sensor super canggih, koneksi super cepat, prosesor dengan kemampuan berlipat lipat memanjakan manusia dengan banyak pilihan. Termasuk cara manusia  berkomunikasi  secara digital menggantikan tatap muka.

 

Menyapa selamat pagi, selamat siang, selamat bobo dan “aku sayang kamu” lewat internet. 

 

Sesungguhnya  andai bisa teleportasi mungkin mengirim segelas susu atau setangkai bunga mawar juga inginnya menggunakan lewat jaringan internet.

 

Di Indonesia menurut laporan "Digital 2021: The Latest Insights Inti The State of Digital" yang diterbitkan pada 11 Februari 2021. Rata-rata orang Indonesia menghabiskan tiga jam 14 menit sehari untuk mengakses media sosial.

 

Dari total populasi Indonesia sebanyak 274,9 juta jiwa, pengguna aktif media sosialnya mencapai 170 juta. Artinya, jumlah pengguna media sosial di Indonesia setara dengan 61,8 persen dari total populasi pada Januari 2021.

 

Nama Indonesia sendiri tercatat dalam daftar 10 besar negara yang kecanduan media sosial. Posisi Indonesia berada di peringkat sembilan dari 47 negara yang dianalisis. Sebanyak 168,5 juta orang Indonesia menggunakan perangkat mobile, seperti smartphone atau tablet untuk mengakses media sosial, dengan penetrasi 99 persen

 

Kita jadi paham mengapa Indonesia menjadi pasar besar para pemain digital, selain karena orangnya banyak, juga kecanduan intenet.

 

Luar biasa, waktu kita bermedia sosial  bahkan mungkin lebih lama dibandingkan dengan waktu kita merawat orang tua, untuk mencari pahala, atau membuat proyek kebaikan.

 

Bahkan sedang tidur pun handphone masih terkoneksi dengan internet. Internet menjadi kebutuhan, solusi dan juga menjadi candu. Anak anak dan orang tua semakin banyak yang kecanduan internet.

 

Itu baru media sosial, karena dalam prakteknya kita menggunakan internet tidak hanya untuk aktif di media sosial. Banyak orang menggunakan internet karena kecanduan main games,  kecanduan belanja, kecanduan kencan, kecanduan menonton konten negatif, ada yang juga kecanduan politik. Kecanduan yang mencuri waktu produktif.

 

Orang mulai mengeluh jiwa sosial makin tergerus di era digital, sebagian khawatir kita menjadi manusia manusia yang sibuk dengan gadget dan abai terhadap sekitar. Dimulai dari anak anak generasi kini yang sejak lahir berada di era teknologi informasi.

Era digital ini, Rupanya keguyuban sosial tidak cukup lagi kita bangun di sekitar rumah kita dengan tetangga. Bertetangga saling menyapa, saling tengok ketika sakit, membantu ketika hajat, atau membantunya saat membangun rumah. 

 

Keguyuban juga tidak lagi cukup dengan membangun  sportifitas dan etika ketika menonton sepakbola rame rame dalam kompetisi antar desa. Atau menjaga guyub ketika sedang rapat RW membahas mengenai penanganan sampah di desa yang sudah mulai menumpuk di selokan.

  

Kita perlu membangun keguyuban di dunia maya, apalagi saat ini berdasarkan riset kita dapat juara tidak guyub di dunia online.

 

Ada kabar kurang sedap dari Laporan terbaru Digital Civility Index (DCI) yang mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya, menunjukkan warganet atau netizen Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara.

 

Sedihnya, Indonesia merupakan negara yang warganetnya terkategori sebagai paling tidak sopan se-Asia Tenggara.

 

Dalam riset yang dirilis oleh Microsoft ini, tingkat kesopanan netizen Indonesia memburuk delapan poin ke angka 76, di mana semakin tinggi angkanya tingkat kesopanan semakin buruk. Survei yang sudah memasuki tahun kelima tersebut mengamati sekitar 16.000 responden di 32 wilayah, yang diselesaikan selama kurun waktu bulan April hingga Mei 2020.

 

Keguyuban sosial perlu dibangun di ruang interaksi baru, yaitu di internet yang mempertemukan kita semua dengan banyak sekali  produk,  keunikan dan keragaman kebudayaan, rupa rupa karakter dan ekspresi  karya besar. 

 

Kita berinteraksi dengan banyak idea, pemikiran, dan jutaan jenis ekspresi. Mulai dari Ekspresi serius mengharukan sampai ekspresi konyol menyebalkan, atau dari yang bahas yang berkaitan dengan kesyahduan sajadah sampai bau haramjadah!

 

Saatnya kita bangun keguyuban sosial di intenet dengan membanjiri konten positif. Juga membiasakan berhubungan dan berkomitmen positif dengan orang orang yang juga berpikiran dan berkarya positif.#cihurip

#desacihurip

0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.