5 tahun yang lalu
Oleh: Aa Subandoyo

WARGA KITA PEDULI, JANGAN RUSAK JIWANYA


Tulisan saya di halaman facebook tentang "DESA TANPA JIWA"  tak disangka dibagikan ratusan kali dan dijangkau oleh 15.000 an orang.   Kaget pada awalnya tapi kemudian terharu. Betapa masyarakat kita sangat peduli, sangat ingin pembangunan desa diladasi dengan hati, dengan jiwa sosial dan peduli.


Mereka membaca dan membagikan karena peduli, karena cinta dan karena mereka sangat ingin berubah.  Ada baiknya saya kutip lengkap tulisan saya itu di klipaa.com:


DESA TANPA JIWA

Seorang staf desa sibuk mengurus laporan, sebagian menonton tivi, yg lain ngobrol nunggubyg buat surat.

Sebagian lagi ke lapangan melihat proyek

Tak ada diskusi kemiskinan, tak ada berdebat cara mengatasi pengangguran, tak ada kebingungan mengurus para fakir, mereka yg jompo, anak yatim yng terlantar, juga tentang selokan yg tertutup sampah!

Tinggal soal kirmir, rabat, spj, dan jejeran kuitansi bermaterai...

Desa tanpa jiwa, karena hilang kepekaan, kesedihan sirna tinggal angka angka...

Kita saksikan berbagai bimtek yg dilakukan pemerintah, mengajari pelayan desa menjadi elit, rapat di hotel hotel.mewah

Mereka didik menjadi seperti pegawai negeri kantoran yg bekerja di kantor , Terpisah dari denyut nafas warga desa!

Desa tanpa jiwa gotong royong, tanpa kesedihan dan kepekaan pada sesama, karena jiwa desa sudah pergi!

Desa makin banyak uang tapi tak berjiwa, makin tak bahagia!


Kita memang harus berubah, jiwa jiwa harus dilahirkan dalam  pembangunan, dalam hidup dan kehidupan kita, agar hidup lebih berkah, lebih menebar kebaikan dan lebih bermakna


0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.