3 tahun yang lalu
Oleh: Subandoyo

MELAWAN KAPITALISME GLOBAL ITU HARUS DENGAN KOPERASI YANG AMANAH, ATAU KITA SEMUA KALAH


Gerakan koperasi sejati tidak mati

Tumbuh generasi generasi yang bergerak dengan hati

Mencintai negerinya, mungkin lebih dari dirinya sendiri

Bergerak tanpa pamrih, untuk membuat demokrai ekonomi

Bukan untuk memperkaya diri, tapi untuk menyebar berkah kesejahteraan

Ke seluruh penjuru negeri

 

Mereka anak anak negeri

Minum dari bening dan sehat air indonesia

Makan dari padi yang ditanam oleh para petani yang menggarap lahan penuh cinta

 

Saya ingin berbagi cerita tentang koperasi, dari kawan kawan baru saya yang  penuh dedikasi. “Membangun koperasi itu membangun manusia” kata mereka, konsepnya adalah people first. Orang harus dipersiapkan sebelum uang. Ahlak harus dibangun sebelum membangun pabrik, sistem kerja antar anggota yang  silih asih silih asih silih asuh disipakan sebelum  menyiapkan seperangkat bisnis proses. Platform partisipasi, kemandirian para anggota  dibangun sebelum membangun berbagai mesin produksi.  Konsep itu adalalh konsep koperasi sebenarnya, selain itu sekedar memanfaatkan koperasi untuk kepentingan sendiri

 

Itulah cerita perjumpaan saya dengan para pejuang nilai-nilai, prinsip dasar dan ekonomi kooperasi agar tumbuh subur di negeri ini.  Mereka bercerita tentang betapa beratnya membangun koperasi berdasarkan prinsip yang benar, karena koperasi mempunyai prinsip prinsip yang sangat berbeda dengan perusahaan pada umumnya yang berorientasi keuntungan para pemodal besar.

 

Pertemuan unik, karena kita telah membicarakan banyak hal, tapi tidak pernah ketemu fisik, hanya ketemu lewat perbincanga di WA Group.  Betul kata pepatah, bahwa elang akan dipertemukan dengan elang di angkasa raya, burung gelatik bertemu gelatik di pinggir sawah. Burung belibis bertemu belibis di danau danau yang masih terjaga, demikian juga sesama merak bertemu di belukar.  Begitu juga kami bertemu karena jalan takdir, takdir menyatukan mereka yang mempunyai frekuensi sama, sehingga beresonansi, berkorespondesi pemikiran.

 

Ya, kami disatukan oleh nilai dan cita-cita yang sama

 

 Saya sehari hari berfikir tentang desa bebas lapar, desa belajar dan desa bebas sampah melalui sebuah pendekatan platform digital dan pemberdayaan.  Berkunjung ke banyak desa di Indonesia, dari papua sapai Aceh, dan Maluku Utara Mendado sampai sumbawa dan Kupang.  Sementara kelas mereka sudah jauh lebih maju, mereka terkonekssi dengan jejaring koperasi internasional, mengikuti berbagai event Internasional.  Mereka sehari-hari  melakukan pendidikan dan latihan di banyak tempat di Indonesia untuk membangun koperasi sebagai sistem yang pro orang bukan pro modal, mendefinisikan kembali apa itu sejahtera dan melawan kapitalisme dengan sekuatnya. 

 

Di titik itulah kami bertemu, spirit mencintai bangsa ini, melawan hegemoni.

 

Bertemu dengan kawan kawan penggiat koperasi itu membuat saya bertanya, mengapa koperasi tidak menjadi kekuatan utama umat, mengapa koperasi yang demikian baik tidak menjadi mesin yang mengerakan potensi umat yang demikian besar?  Mengapa tidak menjadi solusi ekonomi yang berkeadilan dan kuat sebagaimana koperasi di berbagai negara lain yang keren-keren?

 

Mengapa koperasi menjadi terdown-grade menjadi sekedar usaha simpan pinjam  konvensional, menerapkan sistem bunga yang tidak sesuai dengan syariah?, mengapa koperasi juga sebagian menjadi  digunakan  praktek bank emok berkedok koperasi.  Pedihnya lagi,  koperasi juga terlanjur  identik dengan kredit macet, dan parodi orang terhadap berbagai  KUD, yang mereka sebut  sebagai Ketua Untung duluan?

 

Di Garut misalnya, jika koperasi itu menjadi solusi kenapa Koperasi Koperasi dengan aset total puluhan milyar seperti KUD  peternak sapi  perah Samarang, KUD peternak sapi perah Cilawu, KUD peternak Cisurupan gulung tikar?  Dan setelah koperasi bangkrut,, produksi sapi perah mantan anggota koperasi itu  dikelola oleh pelaku usaha lain, dan terbukti berhasil.  Coba saja temui mantan anggota koperasi di Sukamurni Cilawu dan Peternak di Sekitar Desa Tambakbaya Cisurupan, mereka berhasil mengelola produk susunya dengan baik.

 

Saya mendapati jawaban, bahwa banyak koerasi yang menghianati prinsip prinsip dasar koperasi untuk kepentingannya sendiri. Dan karena itu mendesak untuk meningkatkan literasi koperasi, karena saat ini terjadi krisisi literasi koperasi. Literasi bahwa koperasi itu dimulai dari membangun ahlak. Karena jika ahlak tidak dibangun, akan lahir praktek praktek pelaku koperasi menghianati nilai dan prinsip prinsip koperasi dan mengekploitasi anggota untuk kepentingan sendiri.

 

Nah bagaimana nilai-nilai koperasi, cara membangun koperasi yang amanah, nanti insya Alloh kami tulis di tulisan berikutnya, setelah saya tanya kepada para pejuangnya lebih lanjut…


#klipaabercerita

#koperasi

0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.