3 tahun yang lalu
Oleh: Vika nurhayati zain

Arti Penting Kebiasaan Makan Bersama Keluarga, Serta Adat Sungkeman.

Bismillah...

Perkenalkan saya Vika Nurhayati Zain, putri pertama dari bapak Ahmad Zainuri dan ibu Fitrawati. saya sendiri memiliki adik yang bernama Putri Ayu Sholilhah.  Sedari saya kecil hingga saya memiliki seorang adik, setiap hari kebiasaan yang kami lakukan adalah selalu makan malam bersama.  Bapak  saya berkerja sebagai buruh, dan ibu saya sebagai penjual pecel mereka selalu berupaya keras untuk menyelesaikan pekerjaan dan pulang tepat waktu, dan selalu makan malam bersama keluarga. Itu benar-benar bermakna buat kami sekeluarga. Betapa tidak, kami selalu tahu kabar terbaru tentang setiap anggota keluarga. Suasana terasa begitu akrab, hangat dan harmonis.

Saya ingat betul ketika kami makan bersama dilantai di ruang dapur, bagaimana ayah dan ibu saya mengajarkan dan menasehati kami sebagai anak-untuk selalu bersyukur atas nikmat yang sudah allah berikan, dapat berkumpul, makan malam bersama dengan menu makan yang ada merupakan nikmat yang allah berikan kepada kami dan bapak ibu juga menasehati berbagai hal lainnya, seperti jangan tinggalkan sholat lima waktu, serta usahakan untuk sholat tahajjud. Di saat itu kami pun selalu memberi tahu ayah dan ibu tentang kegiatan kami sepanjang hari. 

Nah, buat saya pribadi duduk bersama dilantai dapur , makan malam bersama keluarga bukan sekedar hanya mengisi perut, tapi lebih dari itu, yakni waktunya kami tertawa, berbicara, dan saling memperlihatkan kasih sayang. Dan itu menjadi kenangan yang begitu menyenangkan dan tak terlupakan. Keluarga kami termasuk keluarga yang sederhana, makan apapun lauknya tetap kami syukuri dan tetap makan bersama akan terasa nikmat sekali.

 Sekarang saya sudah berumur 21 tahun dan adik saya terus beranjak dewasa. Namun dari tahun 2018 hingga sekarang, kebiasaan kami makan bersama keluarga sudah mulai jarang kami lakukan, apalagi saat ini saya merantau ke jakarta untuk bekerja serta melanjutkan pendidikan. Namun, pada saat saya pulang kampung, makan malam bersama adalah hal yang wajib bagi saya. Untuk melepaskan rasa rindu akan keluarga setelah 1 tahun terlewat tanpa makan malam serta bercengkrama bersama keluarga.

kegiatan makan bersama keluarga ternyata memiliki banyak manfaat luar biasa bagi seluruh anggota keluarga, antara lain Membangun kedekatan antar anggota keluarga. Ini sudah jelas seperti yang saya ceritakan, dengan makan bersama, maka akan terjalin keakraban dan kedekatan antar anggota keluarga. Contohnya pada saat saya pulang kampung, Saya bisa bercerita mengenai kegiatan saya saat berada dijakarta, kejadian apa saja yang saya alami di tempat kerja, dan semua anggota keluarga bisa menceritakan pengalamannya. Lalu Kesempatan mendidik, melatih disiplin dan sopan santun. Dengan makan bersama di meja, saya dan adik terbiasa dengan jam makan. Contoh keluarga kami menentukan makan malam bersama di jam 19.00 , Maka tentunya kamibelajar disiplin dan akan berusaha menepati jam makan malam bersama keluarga . dan masih banyak manfaat lainnya dari makan bersama keluarga.

Selain kebiasaan penting makan bersama keluarga, bagi kami memaknai hari raya idul fitri dengan sungkeman pun merupakan adat yang penting.

Keluarga kami sangat memaknai arti dari hari raya idul fitri. Setelah selesai shalat Id kami melaksanakan adat yang biasa kami lakukan pada hari raya. Dengan sungkeman, bersimpuh serta cium tangan kedua orang tua, mengharapkan maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan dan kehilafan kami sebagai anak yang selalu membuat orang tua kami kesusahan.

Sungkem bukan menunjukkan rendahnya derajat dan martabat seseorang. Namun, justru menunjukkan perilaku mulia. Tujuan sungkem saat Idul Fitri selain untuk menghormati, juga sebagai permohonan maaf. Budaya sungkeman setidaknya memiliki sederet makna yang memiliki arti baik. Antara lain sebagai sarana melatih kerendahan hati kita , karena membawa seseorang untuk menghilangkan sikap egois, melalui merendah dan menyembah kepada kedua orang tua.

Makna kedua adalah wujud terima kasih dari anak kepada orang tua atas perlindungan, serta bimbingan dan nasihat yang diberikan, dari lahir hingga dewasa. Ketiga, sungkeman dilakukan sebagai wujud rasa sesal dan permintaan maaf atas segala dosa yang pernah dilakukan, baik sengaja maupun tidak sengaja. Sebuah jalinan yang telah rusak lantaran sakit hati, diharapkan bisa pulih kembali lewat ritual sungkeman. Makna keempat dari sungkeman adalah sebagai ritual penyadaran diri. Saya sebagai anak secara tidak langsung diajak dan diingatkan kembali tentang bagaimana seharusnya memperlakukan orang tua, terutama kepada bapak dan ibu saya.

Kenangan-kenangan manis itu meyakinkan saya bahwa saya harus meniru contoh orang tua saya. Semoga dengan dapat memaknai arti penting dari kebiasaan makan bersama keluarga, serta sungkeman kepada orang tua, maka kebiasaan ini dapat terus lestari dan terjaga di keluarga kita masing-masing.

 

  






#utsisbd

0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.