3 tahun yang lalu
Oleh: Subandoyo

AJARI AKU KAWAN, UNTUK MENGETUK PINTU-PINTU TUHAN


Udara dingin masih terasa menusuk tulang pagi ini di Desa Cibunar Tarogong Kidul. Suhu Udara hari hari ini sangat terasa lebih dingin dari biasanya. Dalam hati berfikir, beruntung saya gak tinggal di Cikole Lembang, di Pangalengan, atau di Cikajang dan kaki  Gunung Papandayan. Semua tempat itu ketinggiannya mendekati 1.500 DPL

Brrr….. kebanyang banget dinginnya…

Saya punya hutang gak bercerita di klipaa.com dua hari ini. Hari kemarin apalagi pas Iedul Adha sengaja menikmati hari raya.  Saya pagi ini rasanya perlu mencari idea tambahan untuk mengajak para guru, kepala sekolah, pengajar TPA, majelis taklim dan penggiat pendidikan dapat memanfaatkan klipaa.com untuk membantu proses belajar di era pandemi ini. 

Ideanya sih sederhana, bahwa setiap  orang tua atau anak didik diajak masuk ke klipaa.com lalu daftar. Mereka kemudian mengisi identitas mereka secara langkap. Setelah punya akun kemudian follow akun sekolah atau akun gurunya. Mereka setelah itu dapat memposting hal-hal baik di klipaa.  Hal baik itu bisa sekedar mengerjakan pekerjaan rumah, menghafal kosa kata bahasa inggris, membaca buku, membantu orang tua, atau berdisiplin bangun pagi. Orang tua juga dapat memposting kegiatan keren buah hatinya seperti rajin menyapu, dan memelihara tanaman di pekarangan rumah.


Orang pertama yang dihubungi pagi ini adalah  adalah rekan Iqbal.  Dia adalah  seorang guru dan aktivitis dakwah yang berusia muda  yang penuh semangat dari  Kecamatan Cisompet Garut.  Padanya saya minta tolong untuk daftar dan mengelola informasi pendidikan di tempatnya mengajar, baik di sekolah maupun pengajian di  mesjid.   Besar harapan saya, kemampuannya mengelola  perubahan, semangat besarnya, dan militansi dapat memoderasi  gerakan kebaikan di cisompet.

Responnya sangat baik,  saya percaya dia punya kapasitas sangat baik untuk memoderasi perubahan, tentu saya akan mendapat kejutan-kejutan inisiatif dan cara merangakat katanya yang selalu istimewa.   Semoga bisa saya tulis di pertengahan minggu depan kemajuan beliau.


Saya hubungi juga seorang kawan lama Ustad Dendi seorang yang juga tak kalah militan. Sahabat satu kost itu pernah menjadi Ketua Hizb Takhrir Indonesia untuk Cabang Garut.  Ustad baik hati yang pernah juga kerja sangat nyaman sebagai pejabat di Dompet Dhuafa Republika, namun keluar untuk memilih jalan dakwah yang lebih berat di Garut.

Respon ustad Dendi juga luar biasa, beliay langsung merencanakan zoom meeting dengan para guru dan orang tua, untuk membahas mengenai laporan perkembangan siswa SD Islam yang dimpimpinnya. Jadi kegiatan anak bangun, shalat tahajud, shalat subuh, tadarus Alquran, menghafal ayat dan semua kegiatan baik anak anak bimbingannya di-share pada  status klipaa.com. Status itu memudahkan guru untuk melihat perkembangan anak secara detail, juga dapat dikomentari oleh guru dan oleh kepala sekolah, oleh warga lain.

Beberapa kegiatan siswa di SD-nya ustad Dendi yang terbaik  atau dinilai  di atas rata-rata dan inspiratif akan dipublish lebih luas.  Upaya ini adalah menjadi semacam gerakan dakwah yang menjadi inpirasi bagi anak anak lain, bagi orang tua lain, dan bagi kehidupan yang lebih luas. 

Respon baik itu sangat menyenangkan hati saya, seperti eergi tambahan untuk terus bergerak, mencari makna di sisa usia, apalagi ketika sang Ustad mengutip salah satu hadist yang  intinya barangsiapa mempermudah/memfasilitasi  jalan baik, maka dia akan memperoleh kebaikan tanpa mengurangi kebaikan orang yang berbuat baik itu.

Kita berencana minggu depan zoom meeting, saya akan menyiapkan slide direktory content rencana pengembangan diri anak anak yang bisa dishare kepada para ustad dan orang tua. Saya juga tentu akan memanfaatan kegiatan itu untuk meriset, memahami, dan mengambil hikmah dari apa yang sudah ada di SD sahabat saya itu.


Berikutnya yang saya hubungi adalah Mrs Desi. Seorang Dosen akuntan energik, sepenuh hati, sibuk dan sekaligus pemusik, penyanyi dan penyiar radio.  Dengannya saya selalu berdiskusi tentang hal-hal baik. Kami percaya bahwa kebaikan universal yang terbebas dari kepentingan dan prasangka politik dan bahkan agama. Kami disatukan oleh kecenderungan berpikir inklusif serta rasa percaya bahwa setiap orang pada dasarnya baik, ingin difahami, dan harus diberi ruang untuk selalu menjadi baik.  

Kali ini gagasan yang saya share adalah tentang mimpi yang tertunda kaitan pengembangan kompetensi bahasa inggris anak anak yang sangat rendah.  Paling tidak saya pernah jadi “korban gagal faham bahasa inggris” dan berjuang mati matian belajar sendiri di SMA.

 Saya sangat tahu bahwa Bu Desi, dan  sahabat saya yang lain di UNIGA Pak Yaman (yang baru pulang S3 dari Inggris adalah pendiri English Club UNIGA). English Club UNIGA merupakan Komunitas keren yang anggotanya dibatasi hanya 30 orang, tetapi dengan demikian tetap menjaga mutu dan dinamika tetap  keren, berkualitas, kompoten dan kompetitif. Diantara mereka  sesama anggota English Club full percakapan dalam bahasa inggris dimanapun mereka ketemu, atau membahas kegiatan-kegiatan harian.

Respon bu Desi juga sangat menyenangkan. Hasil diskusi membuat optimisme bahwa rasanya bukan hal tidak mungkin untuk membuat english club di setiap sekolah yang terafiliasi dengan english club di UNIGA. Setiap anggota English Club Uniga dapat memantau perkembangan dan memfasilitasi tumbuhnya talenta-talenta bahasa di setiap sekolah.  One day one sentences, one day one dialog, one day one story in English. Story about themselves, about they life, they vision, or they dream. Every day!

Saya juga menshare gagasan learning society kepada sahabat lain, ada rekan Makmun pejabat Disdik Garut, Rekan Wahid Ketua Gerakan Tani Syarikat Islam Indonesia, Rekan Lilis Indraningsih Guru Soliologi dan penulis puisi di salah satu SMA Negeri di Garut, dan juga Rekan Deni Saeful Hayat, Guru Agama Inovatif di Karawang.

Respon mereka mudah-mudahan dapat ditulis dalam cerita yang lainnya. Alhamdulillah sepagi ini sudah dapat tenaga dari kawan kawan baik. Saya percaya Tuhan menyediakan banyak pintu untuk kita datangi, kapanpun dari manapun dalam kondisi apapun, untuk mendekat dan bersimpuh di hadapanNya.

 #klipaabercerita

#learningsociety

1 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.