3 tahun yang lalu
Oleh: Jimmi E. Sibarani

Seimbang Filsafat dan Agama



   Dalam Filsafat Marx ialah bahwa setiap zaman, sistem produksi merupakan hal yang fundamental yang menjadi persoalan bukan cita-cita politik atau teologi yang berlebihan tetapi suatu sistem produksi. Sejarah adalah suatu perjuangan kelas, perjuangan kelas yang tertindas melawan kelas yang berkuasa pada waktu itu di Eropa disebut kelas burjuis. Pada puncaknya masyarakat yang tidak berkelas menurut ajaran Marx adalah Masyarakat Komunis. Pandangan Marx tentang agama sama dengan Feuerbach adalah agama sebagai proyeksi kehendak manusia, maksudnya adalah Marx masih meragukan bahwa agama merupakan propaganda golongan untuk mengambil keuntungan.


   Perasaan keagamaan merupakan hasil kemauan suatu masyarakat tertentu yang berada di dunia sekarang ini. Agama dihasilkan oleh masyarakat, negara, perorangan bukan berasal dari dunia gaib. Agama itu logis tidak gaib, A (tidak) gama(kacau) jadi agama (tidak kacau). Seseorang yang mempunyai agama yakin dengan agamanya maka menolak hati dan pikiran dari kekacauan, adapun selisih paham diselesaikan dengan tenang damai tanpa perselisihan. Di Indonesia pun pandangan/ajaran tentang dunia gaib pun di tentang karena ada Pancasila. 


   Puncak agama adalah manusia berikhtiar diposisi marifat (dimana tidak lagi bercita-cita primer, sekunder dan tersier harus punya banyak) tapi sederhana saja punya penghasilan. 


   Jika seseorang memahami filsafat dan mengimbanginya dengan ajaran agama maka ia akan tetap pada jalan yang benar. Karena jika tidak dengan agama maka akan buta dan sebaliknya ilmu tanpa agama akan pincang .




#tugasfi12

0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.