4 tahun yang lalu
Oleh: Elin Ismalasari

Masalah dan solusi Sosial Budaya Desa Babakan Sadeng, Bogor


Seiring berjalannya zaman terutama Dari segi sosial budaya, masyarakat mengalami perubahan perilaku dan sistem keakraban yang berlaku, dan lain-lain. Itu merupakan dampak dari modernisasi. Perubahan tidak semuanya buruk, Jika perubahan tersebut dapat menjadikan sosial budaya menjadi lebih baik itu berarti bersifat perbaikan atau membangun tetapi bagaimana dengan perubahan sosial budaya yang merusak atau tidak baik, itu akan menjadi permasalahan sosial budaya yang harus dijauhkan.

Karena banyaknya permasalahan sosial budaya ini, saya melakukan instrumen lapangan yakni berupa wawancara kepada aparat dari Desa/Kelurahan yang saya tinggali yaitu Desa Babakan Sadeng, Bogor; untuk mengetahui permasalahan apa sajakah yang terjadi di desa babakan Sadeng mengenai sosial-budayanya.

Dan dihasilkan informasi dari narasumber saya ibu Ipah selaku sekretaris di kantor desa Babakan Sadeng yaitu

masalah utama yang masih sering terjadi adalah masalah sampah, masih banyaknya orang yang belum sadar akan kebersihan itu sangat penting masih banyak orng yang melakukan budaya membuang sampah sembarangan terutama ke selokan-selokan dan sungai. Banyaknya faktor yang mempengaruhi seperti karena kurang dan jauhnya TPS yang tersedia dan lebih lagi karena banyaknya orang yang masih melakukan aktivitasnya di sungai sehingga tidak heran sungai merupakan solusi bagi mereka untuk membuang sampah meeeka. memang tidak dapat dipungkiri bahwa sampah adalah masalah yang tak hentinya bagi manusia terutama masyarakat sehingga di perlukannya solusi yang efektif untuk menghentikan masalah sampah ini, solusi yang dapat dilakukan berupa diadakannya penyuluhan atau sosialisasi dari ahli  kepada masyarakat mengenai sampah, disediakannya TPS, bank sampah, tong sampah dan poster-poster kebersihan sebagai alat antisifasinya.

Setelah saya telaah lagi ternyata masalah yang sering terjadi pula di desa babakan Sadeng adalah masih adanya kebudayaan pernikahan di bawah umur (kurang dari 19 tahun), setelah saya pastikan kembali ternyata benar adanya pernikahan dibawah umur 19 tahun ini dan faktor utama terjadinya pernikahan ini adalah penganutan UU sebelum revisi yaitu batas minimal umur pernikahan yaitu 16 tahun. Oleh karena itu saya memberikan solusi berupa sosialisasi atau penyuluhan dari ahli kepada masyarakat mengenai pernikahan.

Dan masalah terakhir yang terjadi di desa ini adalah mengenai adatnya sendiri yang mulai luntur seperti adat pernikahan. Karena adanya modernisasi menyebabkan pengaruh terhadap budaya terutama budaya sunda. Oleh karena itu, sekolah di babakan Sadeng berperan untuk menumbuhkan dan melestarikan adat sunda ini, sekolah disana melaksanakan pertunjukan upacara adat pernikahan beserta tarian jaipong setiap tahunnya di acara kenailan kelas atau perpisahan di sekolah.

Setiap akibat pasti ada sebabnya oleh karena itu sebagai pendidik kita harus mengetahui sebab masalah tersebut untuk mendapatkan solusi yang tepat terhadap masalah dan menuntaskan atau mencegah terjadinya masalah tersebut di masyarakat.

#TugasISBD2

@Choyei

0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.