4 tahun yang lalu
Oleh: Aa Subandoyo

INSPIRASI MUMBAI PART 2: KISAH CINTA INSAN DUA NEGARA


Mumbai India merupakan salah satu kota di Dunia dengan populasi sangat besar. Bayangkan saja jumlah penduduknya 22 juta jiwa.  Dua kali penduduk Jakarta dan sama dengan jumlah penduduk negara kecil.  Kota dipenuhi dengan apartemen di seluruh penjuru kotanya, demikian juga jalanan setiap hari padat dengan kendaraan dan mobilitas penduduk. Kota yang sangat sibuk siang dan malam.

 Mumbai juga dikenal juga dengan pusat perfilman india atau sering disebut dengan bolywood, dimana ratusan film diproduksi setiap tahunnya. Film dengan dominasi kisah cinta dramatik, lebay dan juga lengkap dengan tariannya yang khas India.   Industri film telah menggerakan  ekonomi kota, selain tentu saja perdagangan dan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat.

 Mumbai merupakan kota pesisir yang terletak pada sebelah  Barat  Daya India.  Di Indonesia lebih dikenal dengan kata Bombai.  Ibu-ibu mengenal bumbu berupa bawang  berukran besar yang disebut dengan bawang bombai.  Ada juga yang sering menggunakan kata “nangis bombai” untuk menggambarkan ekspresi menangis yang berlebihan.   

Bagi Bu Dian yang bekerja sebagai staff lokal di Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Mumbai, Kota ini  sangat spesial karena telah menjadi   pelabuhan hatinya bersama suami tercinta yang warga negara India.   Kalau ada pepatah gunung kan kudaki laut kan ku seberangi demi cinta suci, rasanya itu cocok untuk menggambarkan kisah cinta Bu Dian dengan Omkar suaminya.  

Bu Dian adalah wanita asal Kota Solok Provinsi  Sumatera Barat,  sedangkan Suaminya warga negara India asal Mumbai.  Latar belakang bu Dian berasal dari keluarga yang sangat taat beragama, yang bahkan tidak memperbolehkan anak-anaknya berpacaran, dan hanya boleh berpacaran setelah menikah.  Sementara Omkar berasal dari kasta brahmana di India yang juga kasta hindu di India yang merupakan kasta tertinggi di India yang berasal dari kalangan keagamaan hindu. 


Dua perbedaan besar dari sisi agama, budaya, keluarga, adat istiadat dan apalagi jarak negara yang terpisah lebih dari 5 ribu kilometer jauhnya.   Satu satunya yang mempersatukan mereka adalah cinta, dan cinta yang melintasi batas negara, adat istiadat, meluruhkan seluruh sekat-sekat kuat kehidupan.

Saya penasaran menggali kisahnya untuk dituliskan di klipaa.com. Dari perbincagan singkat di sela makan siagn di kota mumbai,  mendapati jawaban yang cukup keren, beberapa kisah mereka antara lain adalah sebagai berikut:

1.       Jatuh cinta pada pandangan pertama.  Pertemuan pertama di Jakarta karena sang suami mengajar di sekolah Gandi dan bu Dian kuliah di Universitas Nasional.  Pertemuan yang kebetulan ibarat jalan takdir, mereka sudah saling menyukai pada pandangan pertama.   

2.       Dian muda sejak SD sudah menyukai bahasa India.  Tentu saja ini sangat unik dan bukan kebetulan. Sangat jarang anak SD yang sangat menyukai bahasa India, bahkan mempelajari bahasa India secara otodidak di usia sangata belia

3.       Menghadapi penolakan sangat keras dari keluarga besar dengan sangat tenang dan yakin.  Penolakan sangat keras dari keluarga bu Dian, ketika untuk pertama kali bilang ingin menikah dengan lelaki India.

4.       Sama sama nyaman untuk tinggal dimanapun, suaminya nyaman tinggal di Indonesia dan telah memeluk islam.  Demikian  pun Istrinya betah tinggal di India, tidak ada problem dengan perbedaan agama pada keluarga besarnya, perbedaan budaya dan adat istiadat, dan berbedaan bangsa.

5.       Bersama-sama belajar dengan cepat, baik bahasa, menu makanan dan semua hal yang terkait dengan budayanya masing-masing.  Sang suami bahkan hanya perlu satu bulan untuk bisa berbahasa Indonenesia.  Pencapaian yang sangat luar biasa bagi siapapun yang belajar bahasa.  

Tidak banyak wanita yang sangat mencintai satu orang saja, dan kemudian menjadi suaminya dan sebaliknya tidak banyak laki-laki yang mencinta wanita sejak padangan pertama dan kemudian menjadi istrinya.  

Sang suami adalah seniman teater yang sempurna, bukan saja dalam pekerjaan, tapi juga dalam kehidupan cintanya yang dramatik, menjadi ikon kisah cinta yang membuat banyak perbedaan menjadi sangat nyaman.


Pada sesi pertemuan terakhir sebelum pulang, saya mencoba menggali apa sih resep mereka bahagia, ternyata resepnya adalah tentang bersyukur, menikmati apapun yang ada, sepenuh hati, bekerja dengan baik, juga bersikap baik pada orang.  Bu Dian meyakini pada hubungan sebab akibat dari sikap kita pada pada budaya, pada manusia dan pada bumi yang dipijak.   Demikian juga dengan tinggal di negeri orang, dengan sikap yang baik, dengan pikiran yang baik, akan bertemu dengan orang-orang baik, dengan kebudyaan yang baik, dan dengan kehidupan yang baik pula.

 #klipaa

#inspirasicinta

#KJRImumbai

0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.