4 tahun yang lalu
Oleh: Aa Subandoyo

MOMENT OF TRUST JENDERAL PURN LUHUT BINSAR PANJAITAN


Pagi itu pertengahan bulan Juli tahun 2019 saya dan teman-teman berkesempatan diajak dua orang purnawirawan AD bertemu dengan sahabat lamanya. Beliau yang akan kita temui adalah Jenderal Purn Luhut Binsar Panjaitan. Mereka adalah sesama alumni AKABRI angkatan 1970 yang merupakan para tokoh senior bangsa yang sampai sekarang masih eksis di kancah perpolitikan dan pemerintahan tanah air.

Kami berdelapan berangkat dari rumah Kolonel Purn Yayat Resyadi, beserta Kolonel Purn Bambang, dua orang gagah yang sudah tidak muda lagi tetapi masih sangat semangat dan penuh energi. Di usia lebih dari 70 tahun, Pak Bambang masih mampu membawa kendaraan  dengan cukup “ngebut” bulak balik Bandung Jakarta lebih dari 10 jam. Berselancar diantara keramaian dan bahkan bertahan berjam-jam mengatasi kemacetan lalu lintas tol Cikampek.  Jakarta memang sangat menguras energi apalagi menyetir di jam sibuk di tengah berdesak-desakannya kendaraan di sepanjang tol dalam kota dan jalan pusat kota Jakarta.

Itulah tentara sejati, walau sudah berumur masih sangat berenergi dan cukup fit

Oh ya, sampai di Jakata, Pak Luhut menyambut dua orang segenerasinya dengan hangat, layaknya menyambut sahabat lama, tanpa sekat jabatan, antusias, dan menunjukkan sikap yang sangat respek. Beliau menyimak point-demi point pokok-pokok pikiran membangun masyarakat yang disampaikan “kawan lamanya”. Demikian pun kami 6 orang yang sekedar “pengikut”  dan bukan siapa-siapa, diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat satu-satu, diapresiasi dan beberapa hal yang dianggap penting langsung ditindaklanjuti, dengan cepat, dan tentu saja itu sangat mengesankan.


Moment of trust tentang kerespekan beliau terjadi ketika Beliau sampai memperhatikan detail kesehatan teman-temanya, dan langsung menelepon RSAD untuk menjadwalkan check up bagi kawan kawannya, agar sahabat-sahabatnya juga istrinya tetap sehat. Moment itu sungguh menunjukkan perilaku terpuji, sebagai kawan, sebagai manusia yang berbagi perhatian dan cinta dengan sesama.

Saya juga menyampaikan beberapa ‘mimpi besar” untuk membangun desa yang lebih baik kepada pak Menko.  Mimpi untuk membangun desa yang lebih berkeadaban langsung ditanggapi, dengan tanggapan yang jauh melebihi ekspektasi, sangat to the point dan tuntas. Tentu saya dan kawan-kawan juga berkomitmen untuk membuat kerja yang tuntas dan smart pula

Mungkin itulah yang menjadi pembeda mengapa pak Luhut sampai saat ini selalu menjadi bagian penting dari pemerintahan Jokowi. Sikap berani membela dan pasang badan, respek terhadap pendapat, bersahabat dengan banyak pihak, komunikator, cerdas, juga tentu saja mempunyai komitmen membangun Indonesia. 

Respek pada pertemuan pertama,  tentu juga sangat subyektif.  Teman teman saya akan berbeda pendapat, apalagi kawan yang menjadi semacam lawan politik partai penguasa.  Tetapi saya kira dari beliau kita dapat belajar tentang  respek, hangat, apresiatif dan lugas.  Karakter tersebut  terpuji, dan harus dimiliki siapapun, juga terhadap siapapun.

Tak peduli pilihan politiknya, tak peduli agamanya!

0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.