5 tahun yang lalu
Oleh: Jelita gusneli sirait

UAS ISBD

PENGARUH SOSIAL BUDAYA TERHADAP PERILAKU WARGA INDONESIA DALAM PERSFEKTIF:

a. Pendidikan dan Teknologi

Dampak Perubahan Sosial Terhadap Pendidikan

Implikasi dari perubahan suatu system budaya yang dianut dalam masyarakat

mengakibatkan terjadinya pengaruh yang signifikan terhadap nilai-nilai budaya tersebut

dalam penyelenggaraan pendidikan secara nasional. Sistem pendidikan harus

memperhatikan nilai-nilai budaya, karena budaya yang ada akan menolong terjadinya

pembudayaan dalam proses pendidikan yang diselenggarakan.10

Pendidikan adalah suatu bentuk dari perwujudan seni dan budaya manusia yang

terus berubah, berkembang dan sebagai suatu alternatif yang paling rasional dan

memungkinkan untuk melakukan suatu perubahan atau perkembangan. Sebagaimana telah

dikemukakan sebelumnya bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada

struktur dan fungsi dalam sistem sosial, yang mana termasuk di dalamnya adalah

pendidikan, karena pendidikan ada dalam masyarakat, baik itu pendidikan formal,

informal, maupun non formal. Pendidikan ada karena adanya suatu masyarakat yang berperan di dalamnya, maka

pendidikan dan masyarakat itu memiliki suatu hubungan yang erat dan ketergantungan.

Oleh karena itu pendidikan merupakan suatu bantuan yang di dalamnya terdapat

pengabdian masyarakat sehingga masyarakat itu semakin berkembang dan maju dengan

adanya suatu pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses pematangan dan pendewasaan

masyarakat.

Pada zaman sekarang ini ada perubahan sosial yang berjalan begitu cepat namun ada

juga yang berjalan dengan lamban, juga sangat berdampak pada pendidikan, misalnya

dengan bertambahnya penduduk yang cepat maka perlu disediakan sekolah untuk

menampung siswa tersebut, sehingga sarana pendidikanpun juga harus dibangun lebih

banyak. Lalu dengan perkembangan zaman dan perubahan sosial itu pula kebutuhan

masyarakat terhadap pendidikan guna menghadapi kehidupan yang semakin kompleksakan sangat memerlukan pendidikan guna mempersiapkan masyarakat itu sendiri dalam menghadapi perkembangan zaman itu.

Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Budaya Generasi Muda

Teknologi merupakan salah satu unsur-unsur utama dari kebudayaan, sehingga antara teknologi dan budaya saling berpengaruh. Teknologi selalu berkembang dari zaman ke zaman. Di zaman globalisasi saat ini, kemajuan teknologi terutama teknologi informasi sangat diperlukan bagi kehidupan masyarakat.

Dengan adanya kemajuan di bidang teknologi informasi maka akan berpengaruh terhadap budaya generasi muda bangsa kita. Globalisasi telah membawa kemajuan teknologi informasi dan mengubah beberapa kebudayaan yang sudah kita miliki.

Berikut dampak negatif dari adanya Tekonologi Informasi:

-       Derasnya arus informasi dan telekomunikasi menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai budaya asli bangsa kita.

-       Mengurangi bahkan dapat menghilangkan ikatan batin dan moral yang biasanya dekat dalam hubungan social antar masyarakat.

Contoh: situs jejaring sosial yang banyak bermunculan membuat orang tak memiliki kebutuhan untuk bertemu langsung.

-       Semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat,  seperti lunturnya sikap ramah-tamah, gotong royong dan sopan-santun yang dipengaruhi oleh budaya barat, seperti perubahan cara berpakaian, pemakaian yang dicampur-campur bahasa asing (bahasa juga salah satu budaya bangsa), serta pergaulan yang bebas.

-       Terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.

-       Pola interaksi antar manusia yang berubah. Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telepon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.

-       Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan pihak tertentu untuk tujuan tertentu.

Dengan adanya teknologi informasi juga membawa dampak positif terhadap budaya generasi muda, yaitu:

Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui  internet.

Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui teknologi yang tersedia.

Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Dalam bidang teknologi masyarakat dapat menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam teknologi tersebut.

Melalui teknologi, kita dapat melestarikan kebudayaan Indonesia ke mata dunia.

Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras.

Menghemat waktu dan biaya dalam melakukan berbagai aktivitas.


b. Bahasa

Pengaruh Budaya Terhadap Bahasa Indonesia 

Namun salah satu unsur bangsa yang paling terpengaruhi adalah bahasa. Bahasa Indonesia sebagai bahasa percakapan resmi di Indonesia semakin terkucilkan dengan kehadiran beberapa bahasa baru yang hadir dan setia menemani masyarakat bahkan makin hari makin mengalami pembaruan. Bahasa alay dan gaul adalah contohnya.  Seiring perjalanannya, kedua bahasa itu perlahan tapi pasti mulai menggeser posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa percakapan masyarakat Indonesia sendiri.

Para anak-anak muda jaman sekarang menganggap bahwa penggunaan EYD dalam obrolan sehari-hari dianggap kolot dan tidak gaul. Bahkan, di media seperti televisi, radio, dan majalah pun menggunakan bahasa-bahasa gaul sebagai suatu cara untuk menarik minat masyarakat terhadap informasi dan hiburan yang mereka sajikan. Hal ini tentu saja menyebabkan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar  perlahan tapi pasti akan mengalami kepunahan sedikit semi sedikit.

Selain itu, pengharusan penguasaan bahasa-bahasa asing oleh Lembaga Pendidikan sedikit banyak ikut berpengaruh dalam kemunduran Bhasa Indonesia. Memang penguasaan terhadap bahasa-bahasa asing penting dalam menghadapi persaingan di dunia internasional terlebih dalam menghadapi era Globalisasi sekarang ini. Namun, kecenderungan “pilih kasih” terhadap bahasa asing yang terkesan lebih diutamakan semakin membuat Bahasa Indonesia makin hari makin terabaikan . Sehingga kedudukan Bahasa Indonesia di masyarakat semakin lama semakin terkikis oleh bahasa-bahasa asing.

            Dalam era globalisasi ini, jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang jelas-jelas tidak sesuai dan bahkan tidak cocok dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh dari luar atau pengaruh asing ini sangat besar kemngkinannya terjadi pada era globalisasi ini. Batas antarnegara yang sudah tidak jelas dan tidak ada lagi, serta pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Sudah barang tentu, hal ini semua menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional, yaitu pematuhan aturan-aturan yan berlaku dalam bahasa Indonesia dengan memperhatikan siatuasi dan kondisi pemakaiannya. Dengan kata lain, pemakai bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisinya.

c. Politik

Pengaruh sosial budaya terhadap politik:

Politik Pemerintahan dan politik adalah dua hal yang sangat erat kaitannya,sehingga pembedaannya terkadang sulit dilakukan. Demikian pula dalamhal ini, dapat dipastikan bahwa system politik yang dianut oleh suatu Negara tentu sangat mempengaruh aktivitas lingkungan pemerintahandidalamnya. Kita lihat saja sistem perpolitikan di Indonesia yangmenganut sistem kepartaian dengan multipartai. Kehadiran partai

 – 

partaiyang semakin menjamur saat ini tentu mengambil pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan pemerintahan yang ada. Kebijakan yang dikeluarkankemudian selalu lahir dari pertarungan pertentangan kepentingan antar 

 parpol yang ada,. Sehingga parpol yang kemudian “menang” dalam

 pertarungan tersebut dapat mengambil pengaruh yang paling besar dalam pengeluaran kebijakan dan mendapat kesempatan yang sebesar - besarnyauntuk mengakomodasi kepentingan parpol yang memboncenginya.

d. Agama

Pengaruh Budaya Terhadap Agama di Aceh

Martabat Aceh atau nilai keacehan ditentukan oleh perilaku budaya orang Aceh. Perilaku budaya ini tertuang dalam pemahaman dan sikap beragama, berbahasa, adat istiadat, hukum, akhlak, kesenian, cara beribadat dan sebagainya dari masyarakat Aceh itu sendiri. Sejauh mana perilaku budaya itu masih berjalan di atas kondisi normal atau wajar, bukan yang diamalkan secara terpaksa. 

Kalau kita amati perilaku budaya Aceh itu nampaknya telah terjadi erosi. Hal itu disebabkan oleh dua faktor, pertama pengaruh dari luar, yaitu sikap budaya Aceh telah bergeser karena adanya tekanan dari luar Aceh yang melanda Aceh karena globalisasi yang tidak dapat dielakkan.

Hal ini tampak dari model pakaian yang dipakai, kendaraan yang dinaiki, perlengkapan rumah yang dimiliki sebagai produk global yang melanda dunia. Celana pantelon, jins, sepeda motor, kompor gas, kulkas adalah salah satu wujud realitas dari perkembangan zaman. Kedua, pengaruh dari dalam masyarakat Aceh itu sendiri. Pengaruh dari dalam dapat terjadi ketika orang Aceh sendiri telah melunturkan nilai-nilai keacehannya yang disebabkan oleh mental orang Aceh yang tidak setia kepada budayanya (Yusni Sabi, 2000: 16).

Akibat adanya kedua kekuatan yang mempengaruhi kondisi kekinian dari budaya Aceh tersebut adalah melemahnya ikatan-ikatan tradisional seperti berubahnya hubungan antargenerasi dan perkawinan sehingga kultur kehilangan kontrol terhadap pembentukan suatu tipe sistem sosial. (Irwan Abdullah, 1999). Otoritas tradisi dalam hal ini mulai melemah yang digantikan dengan rasionalitas yang kemudian menjadi pegangan dalam setiap pengambilan keputusan. Orang tua (akibat perubahan hubungan antargenerasi) atau pemimpin mulai kehilangan otoritas tradisional dalam berhubungan dengan masyarakat sehingga kontrol hanya dilakukan dengan instrumen kekuasaan modern yang lebih kompetitif dan berdasarkan negosiasi.

Hal-hal seperti tersebut di atas sedang dihadapi pula oleh remaja putri di Aceh. Realitas remaja putri kekinian yang tampak adalah mereka lebih “bebas” dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Menurut Abidin Hasyim dkk, di kalangan orang-orang berpendidikan terutama yang hidup di kota telah terjadi pergeseran budaya malu. Bagi golongan ini keserasian hubungan keluarga tidak dicapai melalui sikap menghindar, membatasi pergaulan dan sebagainya (Abidin Hasyim dkk, 1997).

Keserasian menurut mereka dapat diperoleh melalui hubungan yang normal, rasional, dan saling menghormati.

e. Lingkungan

Pegaruh Budaya Terhadap Lingkungan

Budaya tercipta atau terwujud sebagai hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan dibekali akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan pada hakikatnya manusia merupakan khalifah di atas bumi ini. Selain itu, manusia juga diberi kelebihan dalam hal akal, kecerdasan, kemauan, dan daya khayal.


Dengan semua potensi dan kemampuan yang dimiliki manusia, maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Jika demikian, tentu ada hubungan antara manusia dengan kebudayaan. Kebudayaan merupakan produk dari manusia, manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusi ayang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus ada selama ada manusia sebagai pendukungnya (bukittingginews.com).


Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan :


1) Phisival Environment, yaitu lingkungan fisik menunjuk kepada lingkungan natural seperti flora, fauna, iklim, dan sebagainya.

2) Cultural Social Environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses sosialisasinya seperti norma-norma, adat istiadat , dan nilai-nilai.

3) Environmental Orientation and Representation, mengacu pada persepsi dan kepercayan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai lingkungannya.

4) Environmental Behaviordan and Process, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.

5) Out Carries Product, meliputi hasil tindakan manusia, seperti membangun rumah, komunitas, dan sebagainya.

Jadi, kebudayaan yang berlaku dan berkembang dalam lingkungan masyarakat tertentu akan berimplikasi terhadap pola tata kelakuan, norma, nilai, dan aspek kehidupan lainnya yang menjadi ciri khaas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.

@animarlina


0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.