1 tahun yang lalu
Oleh: Edy Mantap Priyono

Kelahiran Alam Semesta ditinjau dari sudut islam dan Pengetahuan Alam modern

Sejak awal zaman prasejarah diketahui bahwa manusia telah menyelidiki dan merenungkan bentangan langit kelam bertaburan benda-benda yang tampak seperti tidak teratur. Benda-benda langit tersebut tampak jelas gemerlapan pada malam hari. Dari waktu ke waktu, sejalan dengan akal pikiran manusia yang diikuti oleh kemajuan teknologi, pandangan terhadap alam semesta semakin luas. Firman Alah SWT:

 Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang (nya),”

(Q.S. Al-Hijr{15}:16)

Ayat ini menjelaskan manusia melihat ke langit yang dihiasi dengan gugusan bintang-bintang pada malam hari yang cerah dengan memancarkan cahaya yang putih dan tatkala siang hari cahaya bintang-bintang itu menghilang karena adanya sinar matahari yang sangat kuat yang di umpamakan dalam Al-Qur’an dengan (سراجا وهاجا ) artinya sinar yang sangat kuat. Perubahan dari pandangan antroposentris berturut-turut sampai pada pandangan asentris memerlukan banyak pengorbanan baik waktu, tenaga, jiwa maupun materi, namun hasilnya luar biasa.

Mulai saat sebelum mengenal huruf sampai berkembagnya astronomi, manusia berusaha mengenal alam semesta dengan baik. Diantara usaha-usaha manusia tersebut salah satunya adalah membaca gerak-gerik langit, kemudian menetukan lamanya hari, bulan dan tahun.#_ftn3" title="">1 Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Firman Allah SWT:

 Artinya: “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (Q.S. Yunus{10}:5}

Pendapat tentang terbentuknya alam semesta baru merupakan teori yang meskipun sudah banyak penelitian, namun tetap masih dalam tingkat teori saja. Pada dasarnya ada dua pendapat tentang terbentuknya alam semesta ini adalah :

1. Teori pemuaian yang di kemukakan oleh Hubble 1940 dan dikembangkan oleh para pakar antronomi dan muncullah teori Dentuman Besar ( Big Bang Theory ) oleh George Gamow. Gamow pakar kelahiran Rusia yang bekerja di Amerika mengemukakan bahwa alam semesta ini pernah merupakan suatu bola raksasa padat yang terdiri dari neutron disebut Yelm. Yelm meledak terpencar ke alam luas dan menguraikan neutron menjadi proton dan elektron ( diperkirakan ini terjadi 10 milyar tahun yang lalu ). Setelah 30 juta tahun, suhu alam semesta menurun dan terbentuklah awal mula galaksi.

2. Teori keadan tetap yang dikemukakan oleh Fred Hoyle, Herman Bondi dan Thomas Gold menyatkan bahwa alam semesta terus-menerus dalam keadaan tetap tidak berawal dan tidak berakhir.

Para pendukung kedua teori selalu bertentangan. Barulah setelah diketemukan radiasi gelombang mikro oleh Arno Penzias dan Robert Wilson (1965 ) yang mendung Teori Dentuman Besar, ternyata hipotesis tersebut berdasarkan Teory Kenisbian Einstein.

Begitu pula Hipotes yang di kemukakan oleh Laplace pertama kalinya pada tahun 1796, yang disebut dengan hipotesis Nebular, ia yakin bahwa sistem tata surya terbentuk dari kondensasi awan panas atau kabut gas yang sangat panas.

Immanuel Kant (1755) dari Jerman dalam bentuknya “ Algemeine Naturgeschichte U

0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.