2 tahun yang lalu
Oleh: Subandoyo

PAK KADES, INI MANFAAT RT RW NET UNTUK BISNIS DAN MATA PELAJARAN SEKOLAH

Kalau saya bilang RT RW net (jaringan internet warga)  bisa meningkatkan kepintaran, kebahagiaan dan pendapatan warga desa lebih sejahtara, apakah bapak ibu Kades akan percaya? Atau RT RW net dapat meningkatkan kepatuhan warga pada instruksi Kepala Desa, meningkatkan pengaruh  dan menjadikan kepala desa panutan anak muda, mungkinkah?

Yes, harus percaya!

Kebutuhan dasar anak muda saat ini itu sandang, pangan, papan dan internet, jadi kalau kades pro internet, dijamin idola anak muda.

Nyatanya,  banyak Kades  meragukan manfaat internet dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Mereka tidak yakin bahwa  jika dibangun jaringan internet desa akan tumbuh pengusaha pengusaha digital desa, pembelajaran digital dan tatakelola data digital. RT RW net bisa sangat berpengaruh jika dikelola dengan benar, dengan ilmu yang benar. Itupun jika tahu ilmunya, bukan ilmu internet, tapi ilmu memanfaatkan internet.

Untuk dapat memanfaatkan internet, tidak perlu faham internet, seperti orang memanfaatkan ambulan tidak perlu menjadi ahli mesin mobil ambulan. Cukup sediakan bensin dan layani warga dengan sepenuh hati.

Apapun tentu ada ilmunya, jangankan internet, shalat yang sangat penting saja kalau tidak tahu ilmunya tidak akan bermanfaat. Jelas ya…

Sayangnya,  belum banyak kepala desa dan tokoh masyarakat yang tahu betapa pentingnya RT RW net bagi warga, terutama desa yang belum ada jaringan wifi dari telkom.  RTRWNet juga bisa memberikan peluang ibu ibu dan anak muda berbisnis online. Banyak sekali manfaat tapi karena belum diketahui  maka tidak dianggarkan, mungkin pernah ada yang mengusulkan jaringan RTRWnet ditolak oleh para tokoh dalam musyawarah desa.

Sebenarnya penolakan anggaran RTRW net bukan berarti kades tidak peduli, hanya  karena tidak tahu manfaatnya, atau sudah tahu sebagian kecil manfaatnya sementara sebagian besarnya masih gelap.   Mendengar kata jaringan internet, akses point, wifi, tower, server, router bikin pusing. Beda banget dengan istilah pasangan batu bata, papan bowplank, rabat beton, pasangan batu kali sudah sangat familiar.

Itu salahnya banyak proposal penuh dengan istilah istilah teknis, bukan fokus pada manfaatnya.

Masalah lainnya, kades mendapat info dari desa lain yang sudah membangun jaringan RTRWnet tapi belum dikelola dengan baik. Pengalaman buruk dari desa tetangga yang ISPnya tidak bertanggung jawab, atau towernya kena petir tidak diperbaiki, atau ISP jaringan lemot. Praktek sembarangan RTRWnet yang  sekedar dipasang saja, tapi tidak mengedukasi untuk bisnis online, pembelajaran online dan manajemen warga. Akibatnya RTRWNet dianggap tidak bermanfaat.

a.       Perlu dikenali baru disayangi

Ibarat kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Demikian juga RT-RW net bagi sebagian orang masih asing, dan tentu saja karena asing sekalipun manfaatnya sangat banyak, ada yang tidak peduli. Padahal RT RW net adalah solusi penting bagi banyak sekali persoalan di desa.  Solusi yang tak dikenali, atau solusi sederhana yang sering mendapat penolakan, kenapa ditolak, ya karena tidak tahu manfaatnya.

Secara umum RT RW net adalah jaringan internet desa yang menghubungkan antar rumah, dapat dikelola oleh warga. Kepala desa dan warga tidak perlu repot, tinggal tanya saja pada perusahaan internet service provider (ISP) yang ada di kota, dan minta penjelasan lebih jauh tentang teknis. Nanti ISP dapat bekerjasama dengan karangtaruna atau dengan Bumdes untuk pengelolaannya. ISP dapat melatih sumber daya setempat untuk pengelolaannya, sesederhana itu. Adapun model pemanfaatannya jangan tergantung ISP harus sekreatif mungkin, karena ISP belum tentu tahu juga masalah dan potensi desa.

b.      Apa saja manfaatnya

Semua warga dapat mengakses pengetahuan dari internet secara lebih murah, tinggal sediakan saja akses point atau akses wifi di sekitar halaman sekolah, mesjid, balaidesa, kantor RW, taman desa, GOR. Bisa juga sampai ke rumah rumah warga.  

Manfaat RTRWnet antara lain adalah sebagai berikut:

·         Biaya internet warga jauh lebih murah yang biasanya satu rumah bisa menghabiskan 200 ribu bisa lebih murah bisa hanya 50-100 ribu

·         Pendapatan BUMDES meningkat, yang selama ini bingung usaha mending usaha internet saja, di era digital bisnis paling prospektif adalah bisnis intenet, coba lihat Telkom saja pendapatan terbesarnya dari internet. Dan hitung jika di desa ada 2000 hanphone saja x 100.000 per bulan maka pengeluaran intenet warga bisa mencapai 200 juta. Angka yang besar sekali. Per bulan 200 juta atau per tahun bisa mencapai 2,4 Milyar pengeluaran warga untuk internet. lebih besar dari dana desa.

·         Menyerap tenaga kerja

Menyerap tenaga kerja sebagai teknisi, sebagai admin, sebagai conten creator, sebagai tenaga kursus online dan banyak lagi manfaatnya

·         Memberikan akses bagi warga tak mampu untuk dapat akses internet murah atau bahkan gratis. Untuk warga yang tidak mampu, bisa diberi voucher wifi gratis. Untuk keadilan bisa saja untuk warga kurang mampu disyaratkan rumah bebas sampah. Sebagai cara untuk menebus voucher gratisnya. Desa dapat menyediakan incenerator sampah, bank sampah untuk sampah bisa didaurulang, dan taman desa untuk kompos. Sampah sampah ditukarkan dengan voucher intenet. Agar tidak ada satu kilogram sampah tidak produktif dibuang warga desa.

·         Pemakaian internet warga dapat dikontrol hanya untuk hal hal produktif dan positif. Desa bisa mengontrol pemakaian, memblokir situs situs yang pro pornografi, melihat apa saja yang dibuka oleh warga desa, dan memberikan iklan layanan warga pada saat log in.  Games games yang tidak jelas, diblokir saja oleh pengelola.

 

c.       Berapa biayanya

Investasi awal bisa dimulai dari Rp. 150 juta sampai 300 juta tergantung luas desa, banyaknya titik yang akan dipasang, dan terutama bandwith (atau berapa besar arus data) yang akan dipasang. Setiap bulan bayar bandwith tapi itu pun bisa kita penuhi dari hasil pembayaran warga.  

d.      Bagaimana cara mengelolanya

Harus ada tim khusus idealnya adalah dari karangtaruna desa atau pengurus bumdes yang dilatih. Pengelolaan internet ini harus dihubungkan dengan pengelola bank sampah, dihubungkan dengan pelatihan bahasa Inggris. Untuk pengelolaan warga belajar bahasa Inggris mungkin ada yang masih bingung, kami sudah bahas secara tuntas dalam artikel lain bisa dibaca di link berikut:

www.klipaa.com/story/2899-kolaborasi-desa-dengan-guru-mata-pelajaran-bahasa-inggris-bag-2

untuk pelatihan,  siapkan saja ruangannya dan orangnya, biarkan perusahaan ISP mengelola dan melatih para admin desa sampai bisa, termasuk dilatih untuk mampu mengatasi  kerusakan jaringan ringan. Para pemuda desa biar dilatih secara tuntas oleh perusahaan ISP. Kan sudah dibayar, jadi minta pelayanan optimal.

 

e.       Siapa ahlinya

Ahlinya tanya saja ke perusaan ISP saat ini sudah banyak perusahaan ISP di seluruh Indonesia. tinggal cari saja di kontak pencairan google perusahaan ISP di sekitar kota anda, dan konsultasi, semua kesulitan akan selesai. Hati hati dalam skala besar, harus kerjasama dengan ISP kalau tidak kerjasama bisa dianggap ilegal. Panggil juga ahli internet di desa sebagai pembanding buat kontrak dengan ISP yang jelas, terutama kaitan kecepatan internet.

Sekali lagi internet adalah alat, tidak otomatis membuat warga bahagia. Ibarat jalan yang baru dibuka ada yang dipakai kebut-kebutan dan celaka, bisa dipakai untuk mengirim sembako untuk kehidupan.  Banyak orang bahkan meninggal  kecelakaan di jalan tol,  tapi itu bukan salah jalan tol kita tidak boleh   mengutuk jalannya tapi memperbaiki cara menggunakan jalan


Internet bisa menjadi seperti  pedang super tajam, sehingga perlu diblokir potensi negatifnya. Games tak jelas diblokir, situs situs tidak baik diblokir.  Apakah dengan penjelasan panjang lebar ini bapak dan ibu kades masih ragu?

Jika masih ragu, panggil para calon para pengelola yang kebanyakan anak muda, buat pakta integritas dan target, tanda tangan pakta itu dihadapan para tokoh desa, dalam pakta integritas sekalian diberi target, kira kira begini targetnya:

a.       pendapatan per bulan  untuk bumdes 50 juta per bulan

b.       50 orang belajar bahasa Inggris aktif dari intetnet pada perayaan 17 agustus sudah bisa pidato pakai bahasa Inggris di balai desa

c.       50 rumah peneriman voucher gratis bebas sampah,

d.       15 warga meningkat pendapatannya dari bisnis  digital.

e.       Menyerap tenaga kerja minimal 5 orang

Cukup adil dan prospektif bukan?

#klipaabercerita

#desadigital

#desabelajar




0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.