2 tahun yang lalu
Oleh: Subandoyo

BANYAK ORANG MENYESAL MEMBUANG PELUANG BESAR INI, LALU KEHILANGAN BISNIS DENGAN TRAGIS


Peluang besar itu adalah kesempatan baik yang segera dikerjakan, diraih  dan diupayakan agar menjadi uang.  Peluang yang tidak bisa dikonversi menjadi uang ibarat kesempatan finalti dalam pertandingan sepakbola yang ditendang oleh Ronaldo dan melengkung jauh dari goal. Penonton pun kecewa, kesempatan dibuang sia-sia, Hanya membuang waktu dan harapan, kalau tidak dikonversi menjadi uang.

Kita sedang membicarakan peluang bisnis era digital. Memanfaatkan internet sebagai alat bisnis terbaru yang tidak pernah ada dalam sejarah bisnis sejak ribuan tahun lalu.  Bisnis dengan memanfaatkan internet ini banyak diabaikan pengusaha sukses konvensional pada awalnya.

Seiring waktu anak muda dari generasi Z   terbukti berhasil memanfaatkan teknologi internet untuk bisnis besar. Para pengelola Gojek, Bukalapak, dan bisnis lainnya adalah anak muda. Internet telah menjadi mesin uang bagi banyak orang, dan sekaligus mimpi buruk bagi pebisnis yang gagal move on dari konvensional ke digital.

Para pendekar bisnis konvensional yang sudah makan asam garam puluhan tahun, tidak habis pikir tiba tiba permintaan pasar turun drastis.  Orang jaman ini lebih pemalas belanja dan cukup belanja dari kamar tidur sambil slimutan.

Kondisi ini menjadi lebih ekstreem saat pandemi covid19 melanda negeri. Pandemi membuat banyak bisnis bukan saja mati suri tetapi kolaps, bisnis yang bersinar terang puluhan tahun meredup, dan lama lama jatuh.  Di sisi lain, anak anak muda dengan keahlian biasa biasa telah banyak yang sukses dalam bisnis, bahkan di saat pandemi order online bisa puluhan pengiriman per hari, di Kota Kecil Garut saja ada anak muda yang sudah berhasil memperoleh pendapatan dari bisnis online 50 M per tahun.

Dua tiga tahun yang lalu, para praktisi online banyak yang mengajak kerjasama pengusaha kulit, konveksi, makanan besar  untuk mulai mengembangkan bisnis online, sayangnya peluang itu banyak tidak direspon, karena merasa bisnis baik baik saja. Divisi online tidak dihiraukan.  

Saat ini, beberapa tahun setelahnya, pada saat  bisnis konvensional banyak yang bangrut, dan para pendatang baru mengambil peluang  bisnisn online dan sukses. Baru kemudian pengusaha pengusaha konvensional menyesal, dan mulai mencari orang yang mau diajak kerjasama untuk bisnis online.

Setelah omset berkurang jauh, kendaraan dijual, cashflow negatif, baru kemudian dengan bingung bertanya kesana kemari untuk mengembangkan digital marketing.  Prosek yang sebenarnya sudah ditawarkan bertahun tahun sebelumnya.

Itulah mistery of life. Perubahan cepat di era digital.  



Tim klipaa.com dan tim HDG Team melakukan pengamatan terhadap beberapa perusahaan yang selama ini banyak berhubungan bisnis. Ada banyak sebab mengapa mereka terlambat bergerak ketika bisnis sudah bener benar berubah, dan ketika mereka sudah sangat terpuruk bahkan tidak ada uang untuk sekedar membangun branding.   Kami merangkumnya, dalam beberapa point point berikut:

 ·         Menganggap enteng potensi marketing online

Para pengusaha konveksi dan pashion terkemuka di Garut, pedagang makanan, dan banyak pengusaha lain dulu berada dalam kondisi cashflow yang sehat tidak menyangka bahwa market mereka akan tergerus oleh online. Mereka tidak membangun branding secara online, tidak membuat toko online dan tidak melakukan marketing online karena mereka merasa potensi online tidak besar, dan selama itu mereka masih baik baik saja dan terus growth.

 

·         Masih cukup banyak pelanggan masih banyak uang

Dua tahun lalu sebelum covid melanda, banyak perusahaan mempunyai cadangan uang yang banyak.  Mereka masih  mempunyai mobil banyak, karyawan banyak, aset berlimpah dan pembayaran lancar, sama sekali tidak menduga bahwa bisnis tiba tiba seret, pelanggan pergi, dan sebagian telah pindah ke pasar online.  Setelah semua indikator sukses hilang, baru terpikir untuk online, dalam posisi finansial yang sudah jauh berkurang.

 ·         Menganggap Pasar oflline masih sangat besar

Secara tradisional pemasaran online itu tidak tampak keren secara kasat mata.  Dari sisi tampilan tidak terlihat toko mentereng di pinggir jalan, tidak terlihat pembeli antri, tidak branding toko prestisius, kantor dan aset perusahaan sebagaimana perusahaan manfaktur dan penjualan offline di pusat perdagangan, atau retail yang menjual di pinggir jalan.

 Online bagi pengusaha di generasi X tidak dilihat sebagai peluang dan apalagi  sebagai ancaman, hanya dianggap sebagai ceruk pasar kecil yang tidak disangka akan tumbuh menggesar para pemain lama. Mereka awalnya tidak merasa bersaing dengan Pelaku Online yang disebut newbe dalam bisnis

 

Sebagai contoh pebisnis kulit di Garut misalnya, mereka yang berada di generasi X lahiran tahun 1970an umumnya pada saat pandemi kalah bersaing dengan generasi sesudahnya yang lahir tahun 1990an.  Padahal generasi sesudahnya itu dianggap kurang menguasai perdagangan kulit, kurang mempunyai relasi bisnis, kurang mempunyai teknik produksi.

 ·         Biaya  marketing online, terutama untuk iklan terlalu besar dan  tidak masuk akal

Mindset lama adalah bisnis dengan modal sekecil kecilnya, dengan irit sana sini dan untung sebesar besarnya.  Dengan prinsip lama seperti ini para pebisnis konvensional suka tidak rela mengeluarkan biaya iklan yang dirasakan sebagai pemborosan. Jika diminta untuk membangun branding 200 juta saja, akan terasa sangat mahal, padahal untuk membangun toko offline mereka bisa menghasilkan milyaran rupiah. Ini adalah salah satu produk mindset bisnis lama, mereka susah move on ke minset bisnis era digital.

 ·         Merasa gagap teknologi, tak pernah ingin mencoba hal baru

Generasi X kadang dengan santai menjawab bahwa saya gagap teknologi, dan selesai. Tidak berusaha untuk mencari tahu teknologi.  Mereka sudah kalah mental oleh teknologi baru, tidak siap belajar marketplace, membuat portal bisnis, mengelola akun facebook, IG dan apalagi tiktok.

Itu adalah gambaran, bagaimana bisnis berubah, tidak tanggung tanggung pasar besar  tegal gubuk cirebon sepi, pasar tanah abang sepi, Giant tutup, dan banyak cerita pengusaha bangkrut tergerus oleh pelaku online.  Online adalah  sesuatu yang dianggap sebelah mata pada awalnya menjadi raksasa ekosistem binis yang akan terus tumbuh besar, membawa kesuksesan dan sekaligus melukiskan jalan tragis bagi yang tergerus jaman.

Yuks kita mulai bisnis digital.

#desadigital

#klipaabercerita

0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.