3 tahun yang lalu
Oleh: Subandoyo

KECAMATAN SUPER MEWAH BERNAMA CIHURIP DI GARUT SELATAN


Kampung itu adalah simbol kemewahan, jadi jangan pernah minder tinggal di kampung.  Orang Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi sampai harus bayar mahal untuk tinggal di Kampung.  Lihat saja mereka akhir pekan rela datang ratusan KM ke Sampireun, Kampung Sumber Alam, Kampung Daun dan berbagai “kampung” lain yang menjadi semacam merk dagang untuk sesuatu yang asri, indah, alamiah. Orang jenuh dengan asap knalpot, kebisingan kota, dan ruang sumpek perkotaan yang mahal, untuk menikmati angin, sungai, dan rimbuh pepohonan yang  tenang dan  harmoni di desa.  Ada kecencerungan makin berhasil menjadi  kampung, maka  layanan wisata  atau resto makin mahal, makin kampungan makin berkelas!

Juga dengan kampung saya, kampung Cihurip, sekarang orang mengenalnya sebagai Kecamatan Cihurip. Sebagian orang mengenal Cihurip dengan kopi cihurip, wajit cihurip, gula semut cihurip, leuwitonjong, curug nyogong, curug cibadak, situ rancahideung, atau gunung gelap.  Semua itu adalah bagian dari “Kampung Cihurip”, sebuah kecamatan yang dulunya hanya sebuah desa bernama Desa Cihurip, rupanya nama desa Cihurip satu satunya di Garut, Jabar dan bahkan di Dunia.


Obyek wisata Cihurip sangat berlimpah, 4 desa dengan 4 obyek wisata, belum lagi potensi obyek wisata lain yang belum tergali seperti situs susunan cihurip, tebing cihantap, susur pilemburan, juga panorama amlong.  Lanskapenya juga luar biasa, siapa saja yang berdiri di puncak pikiran akan melihat ke arah selatan tanpa batas, pandangan menembus horizon dengan ujung mata hinggap di samudara Indonesia, bisa dengan jelas juga melihat eksotisme lekukan Pantai Sancang Garut selatan.

Lanskap wilayah membuat view selalu indah di setiap sudutnya, di sisi lain bagi warga di pinggir gunung, aroma bawah gunung terasa begitu dekat. Tinggal di Cihurip  begitu terasa sebagai bagian dari alam semesta. Kampung berdinding batu membawa suasana eksotik juga seperti ada wibawa alam, ketika misalnya melihat batu sangat besar di Gunung Kelong berada persis di atas jalan dan permukiman. Bagi pendatang baru, mungkin keindahan yang cukup mengerikan, apalagi yang phobia dengan bayangannya sendiri jika batu itu menggelinding, maka ratusan rumah sudah dipastikan jadi korbannya.

Jaman berubah, eksotisme rumah  panggung, berdinding bilik bambu, beratap rumbia dengan kepulan asap di setiap sorenya sudah tidak dijumpai lagi.  Anak anak bermain di halaman dengan bola jeruk bali juga sudah jarang ditemukan. Tapi keindahannya masih ada, lanskape tidak berubah, dan juga harapan orang orangnya masih juga sama, harapan menjadi kampung yang memberi berkah dan kebahagiaan.


Cihurip butuh penataan, butuh lebih dari sekedar anggaran dana desa, proyek, dan dana kecamatan  tapi juga keberpihakan. Warga Cihurip butuh jalan yang mulus tapi juga lebih butuh tema perubahan dan perjuangan. Cihurip butuh pemimpin di tingkat kecamatan dan desa yang visioner, berdedikasi, dan komitment, juga jadi inspirasi bagi semua orang yang tinggal di Cihurip.

Pemimpin itu harus jujur dan peka, jujur pada hatinya, jujur pada dirinya, dan kemudian peka dengan alam, dengan masyarakat, dengan potensi dan idea idea besar warga Cihurip. Idea untuk menjadikan cihurip sebagai “the pleasure escape’ dari segala kesumpekan dan kesibukan. Cihurip yang produktif, edukatif dan rekreatif. Cihurip sebagai kawasan wisata dimana dimasa depan akan banyak orang datang, menginap, menikmati paket paket wisata berhari hari dan kemudian  setelah pulang mereka bercerita di platfom digital bahwa betapa mewahnya liburan di Cihurip, betapa mengesankannya berinteraksi dengan keramantahamah warganya.


Kerinduan warga “Kampung Cihurip” saat ini adalah pemimpin yang mampu melihat jauh ke depan, menjadi inspirasi dedikasi, kejujuran, rendah hati, cara berfikir juga cara berkehidupan, sehingga  mampu menjadi  fasilitator dan juga kolaborator perubahan. Sebuah kerinduan yang tidak muluk muluk sebenarnya, hanya butuh kepemimpinan dengan hati. Sayangnya, kerinduan warga itu tidak selalu rindu, rindu warga akan segera berubah menjadi benci jika  pemerintah Kabupaten mendatangkan pemimpin dengan ambisi sendiri, gelap hati, dan tak berdedikasi. Kebencian yang juga sederhana, sebagaimana kebencian seorang gadis yang dihianati kekasih pujaan hatinya!

 #cihuripku

#pemimpindenganhati

#klipaabercerita

#wisatacihurip

1 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.