3 tahun yang lalu
Oleh: Chairunnisa Ilmi

Kita semua (akan) Sepakat, Buku Adalah Kado Terbaik Sepanjang Masa

 

                Apakah berbicara demikian berarti aku pernah diberi buku sebagai kado ? Tentu saja. Waktu itu bulan Oktober, beberapa hari setelah pencairan dana Bidikmisi yang hampir telat 2 bulan. Seorang sahabat berinisial O mengajakku ke toko buku. Kami berdua adalah perantau yang terdampar di kota Bandung sebagai mahasiswa jurusan Antropologi Budaya. Kami mengetahui tentang nasib buruk satu sama lain yang sering kami tertawakan. Kebetulan kami menyewa satu kamar kostan berdua, sering kehabisan lauk-pauk yang bergizi dan hanya bisa tertawa ketika uang saku hanya cukup  untuk membeli mie instan saja untuk berdua.

                Ulang tahunku jauh tertinggal di pertengahan September, tapi kami saling paham untuk memberikan sebuah kesenangan lebih ketika tiba tanggal lahir masing-masing. Dia pernah menanyakanku tentang kado yang aku inginkan sebagai kado ulang tahunku, tanpa pikir panjang kujawab ‘’Buku !’’. Maka hari ini ketika kami memegang uang berlebih dari biasanya, kami pergi ke toko buku ‘hijau’ yang tidak jauh dari kampus kami di Buahbatu.

                Aku pilih buku yang agamis dan juz-amma setelah hampir satu jam berkeliling . Sebenarnya sahabatku ini kurang suka berkeliling, tapi ia tidak pernah menolak untuk ikut aku kemana saja. Lalu kupinta izin padanya tentang buku yang aku pilih. Kuutarakan padanya kelebihan jika buku ini menjadi kado darinya untukku. ‘’buku agamis dapat membawamu lebih mudah menuju surga !’’ yakinku. Ia mengangguk. Kami pun menuju kasir setelah memilih buku tambahan lain.

                Sampai hari ini, aku masih membaca ulang beberapa bab dalam buku tersebut. Buku ini menyenangkan. Bagi diriku, pun bagi sahabatku. Karena dengan kado berupa buku, kado tidak hanya romantisme biasa, tapi juga memberikan makna yang tidak dapat diberikan oleh kado serupa.

                Coba bayangkan. Dengan memberi buku, maka orang yang menerimanya tidak hanya mendapatkan kesenangan pada momen itu saja. Seperti cahaya, buku dapat menerangi jalan hidup pembacanya. Terlebih jika buku tersebut adalah buku yang disukai oleh si penerima, maka tiap kali ia ingat buku tersebut atau mengingat materi dalam bukunya, ia juga akan mengingat orang yang sudah memberinya buku. Sebuah pengajaran yang baik.

                Lalu, bayangkan jika kita memberi buku bermuatan hal-hal baik, lalu si penerima mengaplikasikan apa yang tertulis dalam buku. Bukan tidak mungkin Tuhan akan mentransferkan nilai baik juga pada pemberi buku tersebut. Maka dari itulah aku lebih memilih buku yang agamis agar sahabatku itu juga kecipratan kebaikan Tuhan dari hal-hal baik yang aku lakukan bersumber dari buku tersebut.

                Sampai sini aku pikir kalian sudah mulai setuju dengan pemikiranku tentang seharusnya kalian memberi buku sebagai kado.

                Lagipula rata-rata harga sebuah buku tidak lebih dari seratus ribu. Bahkan dengan nominal segitu kalian bisa mendapat 2 atau 3 buku sekaligus jika kalian membelinya di Mojokstore pada tanggal-tanggal tertentu. Sangat ekonomis bagi perantau yang (belum) kaya seperti saya.

                Selain itu, jika kalian ingin lebih meromantisasi kado kalian. Jangan memberikan buku yang bahkan belum kalian buka plastiknya sama sekali sebagai kado untuk orang tersayang. Kalian bisa membaca buku tersebut lebih dulu, lalu menandai beberapa bagian favorit kalian. Bagian favorit tersebut kalian tulis ulang, baik itu quotes atau bagian yang menurut kalian bagus. Tulis ulang diatas blocknotes atau secarik kertas, kemudian tempelkan tanpa menutup tulisan aslinya. Jangan lupa berikan alasan kenapa kalian suka bagian tersebut sembari mengaitkannya dengan si penerima buku. Jangan lupa ingatkan untuk tidak membuka blocknote tersebut sebelum si penerima membacanya dari awal. Wahh, akan memberikan semangat untuk si penerima agar segera menamatkan bacaannya.

                Hal diatas akan jauh lebih berkesan dan lebih baik ketimbang hanya mengirimkan buku yang dibalut kertas kado tanpa ada tambahan lainnya.

                Lalu,hal baik lain yang akan kalian dapatkan ketika memberikan buku sebagai kado adalah kalian turut meningkatkan minat baca negeri kita yang sangat rendah ini. Tapi jangan pernah kalian membeli buku bajakan sebagai kado. Nanti penulis dan penerbit Indonesia malah open stir jadi penjual tanaman hias~

                Ah tapi agak sangsi juga jika semua penerima kado senang ketika mengetahui kadonya adalah buku. Tidak semua orang menyukai buku bukan ? tapi hal ini dapat dinetralisir dengan memberikannya buku yang sedang popular atau hype. Contohnya buku-buku karya Fiersa Besari, seri Dilan, atau Perihal Cinta Kita Semua Pemula.

               

 #buku #asinnuriach #kado

0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.