3 tahun yang lalu
Oleh: Asda

Membangun Peradaban Dari Desa untuk Indonesia dan Dunia


Pradaban desa yang kita bangun, yang tahan bencana merupakan arus balik yang berlawanan dengan kapitalisme global. Kapitalisme global bertumpu pada persaingan bebas dan telah membangun kesenjangan pada yang tidak punya akses dan kapital sosial dan ekonomi cukup untuk bermain secara setara. 

Sebaliknya, keadaban di desa dibangun atas dasar tatanan ekonomi “gotong royong” yang menyejahterakan warga, tatanan sosial yang inklusif, partisipatif, dan terbuka bagi kolaborasi dengan berbagai pihak. Tatanan politik yang memiliki keadaban tidak bersifat top down, melainkan partisipatif, mengedepankan musyawarah, dan transparansi pengambilan keputusan. Pendidikan yang memajukan keadaban desa adalah pendidikan yang berakar pada harkat diri yang berakar pada budaya lokal dan pada saat yang sama tersambung untuk berdialog dan menimba pengetahuan secara global.

Dengan ketersambungan desa secara digital, jejaring komunitas desa menjadi sarana penting untuk proses saling belajar antardesa dan sekaligus juga membangun kemitraan ekonomi (saling tukar produk antardesa), dan solidaritas kebangsaan. Dapat dibayangkan bagaimana anak desa di Jawa Barat berdialog dengan rekannya desa di Aceh dan Papua untuk menimba ilmu dan bekerja sama membangun lumbung Indonesia.

Yang tidak dapat ditawar lagi lumbung Indonesia itu berisi kekayaan sumber daya alam yang dirawat dengan rasa hormat dan kasih sayang melalui kesenian dan berbagai ritual yang menyelaraskan manusia dengan alam sebagai rasa syukur kepada pencipta-Nya. 

Prioritas terhadap keberlangsungan ekologi perlu menjadi komitmen bukan saja warga desa, tetapi setiap warga Indonesia, pejabat, dan pemerintahnya. Godaan uang untuk mengalihkan lahan menjadi ruang konsumsi adalah kejahatan besar yang tidak dapat ditoleransi. 

Oleh karena itu, peran warga dan media massa sangat penting untuk mengawasi kebijakan aparat di berbagai tataran. Permainan politik di tingkat pusat dan lokal akan selalu ada di era apa pun. Meskipun demikian, jika warga sadar hukum, melek politik, dan kuat wawasan serta literasi kritisnya maka pengawasan dari bawah akan dengan sendirinya membatasi ruang gerak para pencuri kepentingan. 

Untuk mewujudkan tatanan baru yang berpusat pada peradaban desa dibutuhkan kerja sama dari berbagai kalangan, dari dalam dan luar desa. Pegiat budaya, komunitas adat, aparat desa, pemerintah pusat, pebisnis, akademisi, intelektual, media massa, jejaring antardesa perlu ber Kolaborasi dan membangun kemitraan dengan prinsip saling mengisi dan menguatkan. Kerja sama tersebut juga bersifat lintas sektoral, transdisiplin (juga transnasional), dan tidak berbasis proyek, tetapi bertujuan menguatkan desa secara holistik demi masa depan Indonesia dan dunia.

#Membangun #Peradaban #Desa #Indonesia #Dunia #Komunitas #Kolaborasi #Komitmen #Konsisten #Konsekuensi #Koneksi #Komunikasi #Mandalakasih #Garutselatan

0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.