3 tahun yang lalu
Oleh: Siti Nurhasanah

HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA



A. Sifat Hakikat Manusia

1.      Pengertian Sifat Hakikat Manusia

Sifat Hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik, yang secara principal (jadi bukan hanya gradual) membedakan manusia dari hewan. Meskipun antara manusia dan hewan banyak kemiripan terutama jika dilihat dari segi biologisnya, Misalnya Orang hutan : bertulang belakang, berjalan tegak, menyusui, melahirkan.

2.      Wujud Sifat Hakikat Manusia

a.       Kemampuan menyadari diri

Yang membedakan manusia dengan hewan yaitu pada adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, berkat adanya kemampuan diri yang dimiliki oleh manusia maka manusia menyadari bahwa dirinya memiliki ciri khas atau karakteristik diri.

b.      Kemampuan bereksistensi

Kemampuan bereksistensi adalah kemampuan menempatkan diri. Misalnya pendekatan antara guru dengan siswa, belajar mengantisipasi keadaan atau peristiwa.

c.       Pemilikan kata hati

Memiliki kata hati berarti dapat membedakan perbuatan baik dan buruk. kata hati adalah kemampuan membuat keputusan tentang baik/benar dan buruk/salah sebagai manusia.

d.      Moral

Moral sering juga disebut etika tetapi etika tidak sama dengan etiket (sopan santun) orang yang memiliki etiket yang baik belum tentu moralnya baik. Seseorang dikatakan bermoral tinggi karena ia menyatukan diri dengan nilai-nilai yang tinggi serta segenap perbuatannya merupakan peragaan dari nilai-nilai yang tinggi tersebut, maka sesungguhnya moral itu adalah nilai-nilai kemanusiaan.

e.       Kemampuan bertanggung jawab

Tanggung jawab merupakan kesanggupan menanggung perbuatan yang menuntut jawab. Tanggung jawab terdiri dari tanggung jawab diri sendiri yang berupa penyesalan, tanggung jawab kepada masyarakat yang berupa sanksi social, dan tanggung jawab kepada Tuhan yang berupa dosa.

f.        Rasa kebebasan (merdeka)

Merdeka adalah rasa bebas (tidak terikat oleh sesuatu), tetapi sesuai dengan tuntutan kodrat manusia, bebas disini bukan berartidapat melakukan sesuatu dengan seenaknya, tapi tetap melihat aturan yang berlaku, buat peraturan itu tidak menjadi beban namun menjadi sebuah kebiasaan. Jadi bebas disini adalah bebas dalam melakukan sesuatu yang kita inginkan tanpa ada rasa membebani dan dibebani oleh orang lain.

g.      Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak

Hak adalah sesuatu yang masih kosong artinya meskipun hak tentang sesuatu itu ada belum tentu seseorang mengetahuinya, dan meskipun sudah diketahui belum tentu mereka menggunakannya. Kewajiban bukan berarti beban melainkan sebuah keniscayaan, jadi kewajiban yaitu sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.

h.      Kemampuan menghayati kebahagiaan

Kebahagiaan adalah sesuatu istilah yang lahir dari kehidupan manusia. Yaitu perpaduan pengalaman yang menyenangkan dan menyedihkan. Kebahagiaan lebih merupakan integrase atau rentetan dari sejumlah kesenangan. Kebahagiaaan adalah hidup yang tentram.

 

B.     Dimensi-Dimensi Hakikat Manusia serta Potensi, Keunikan dan Dinamikanya

a.       Dimensi keindividualan

Lysen mengartikan individu sebagai “orang-seorang”, sesuatu yang merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide). Selanjutnya individu diartikan sebagai pribadi. (Lysen, Individu dan Masyrakat: 4.) Setiap anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain, atau menjadi (seperti) dirinya sendiri.

Sebagai individu, manusia adalah kesatuan yang tak dapat dibagi antara aspek badani dan rohaninya. Setiap manusia mempunyai perbedaan sehingga bersifat unik. Perbedaan ini baik berkenaan dengan postur tubuhnya, kemampuan berpikirnya, minat dan bakatnya, dunianya, serta cita-citanya. Pernahkah Anda menemukan anak kembar siam? Manusia kembar siam sekalipun, tak pernah memiliki kesamaan dalam keseluruhannya. Setiap manusia mempunyai dunianya sendiri, tujuan hidupnya sendiri. Masing-masing secara sadar berupaya menunjukkan eksistensinya, ingin menjadi dirinya sendiri atau bebas bercita-cita untuk menjadi seseorang tertentu, dan masing-masing mampu menyatakan "inilah aku" di tengah-tengah segala yang ada.

b.      Dimensi Kesosialan

Setiap Bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas. DEmikian kata M.J.Langeveld. setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul. Artinya, setiap orang dapat saling berkomunikasi yang pada hakikatnya didalamnya terkandung unsur saling memberi dan menerima. Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak lebih jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorongan bergaul, setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya. Manusia hanya menjadi manusia jika berada diantara manusia.

c.       Dimensi Kesusilaan

Kesusilaan merupakan kepantasan atau kesopanan untuk melakukan suatu perbuatan. Kesusilaan mencakup etika dan etiket, manusia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila, serta melaksanakannya sehingga dikatakan manusia itu adalah makhluk susila.

d.      Dimensi Keberagamaan

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk religius, beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluk yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang, dam agama menjadi sandaran vertikal manusia. Manusia sebagai makhluk beragama mempunyai kemampuan menghayati pengalaman diri dan dunianya menurut agama masing-masing. Pemahaman agama diperoleh melalui pelajaran agama, yakni sembahyang, doa-doa maupun meditasi, komitmenaktif & praktik ritual. Jauh dekatnya hubungan ditandai dengan tinggi rendahnya keimanan dan ketaqwaan manusia yang bersangkutan.

e.       Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia

Manusia lahir dikarunia dimensi hakikat manusia tetapi masih dalam wujud potensi. Setiap manusia lahir dikaruniai “naluri” yaitu terbilang alami, jika se andainya manusia dapat hidup dengan naluri maka tidak bedanya manusia dengan hewan, hanya melalui status pendidikan, dan status yang dapat diubah menjadi ke arah yang manusiawi. Meskipun pendidikan itu pada kenyataan baik tetapi dalam pelaksanaannya mungkin bisa terjadi kesalahan-kesalahan yang lazimnya sebut salah pendidik itu adalah manusia biasa.

1.      Pengembangan yang utuh

2.      Pengembangan yang tidak utuh

v  Pengembangan yang utuh

Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor, yaitu kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya.

Selanjutnya dengan itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu :

1.      Dari wujud dimensinya

Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan rohani, antara dimensi keindividuan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan, antara aspek kognitif, efektif dan psikomotorik. Pengembangan aspek jasmani dan rohaniah dikatakan utuh jika keduanya mendapat pelayanan secara seimbang, pengembangan dimensi keindividuan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan dikatakan utuh jika semua dimensi tersebut mendapatkan layanan dengan baik tidak terjadi pengabaian terhadap salah satunya. Pengembangan domain kognitif, efektif dan psikomotor dikatakan utuh jika tiga-tiganya mendapatkan pelayanan yang seimbang.

2.      Dari arah pengembangan

Pengembangan dimensi hakikat manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu terhadap dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara selaras.

v  Pengembangan yang tidak utuh

Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di dalam proses pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangani, misalnya dimensi kesosialan didominasi oleh pengembangan dimensi keindividualan.

 

C.       Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya

Sosok manusia Indonesia seutuhnya telah dirumuskan di dalam GBHN mengenai arah pembangunan jangka panjang. Dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahir, seperti : pangan, sandang, perumahan, kesehatan ataupun kepuasan batinlah seperti : pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab dan rasa keadilan, melainkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara kedua sekaligus batinlah. Juga diartikan bahwa pembangunan itu merata di seluruh tanah air, bukan hanya untuk golongan atau sebagian dari masyarakat. Selanjutnya juga diartikan sebagai keselarasan hubungan manusia dengan Tuhan Nya, antara sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya, keserasian hubungan antara bangsa-bangsa dan juga keselarasan antar cita-cita hidup di dunia dengan kebahagiaan akhirat.


#TugasPIP2

0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.