3 tahun yang lalu
Oleh: Elin Ismalasari

Perkembangan Dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam


Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya kemudian mempelajarinya. Berikut proses perkembangan tersebut:

  • Pengetahuan yang diperoleh mul-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada.

  • Kemudian bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya.

  • Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan,

  • dari hasil eksperimenini kemudian diproleh pengetahuan baru.

Setelah manusia mampu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu.

Adapun pengertian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) itu sendiri didefinisikan oleh H.W. Fowler dan kawan-kawan(1951), bahwa IPA sebagai ilmu pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan. Ilmu ini berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan terutama didasarkan atas pengamatan dan induksi.

Perkembangan IPA tidak jauh dari kaitan landasan ilmu pengetahuan itu sendiri antara lain:

  1. Hipotesis, merupakan strata ilmu paling rendah, berupa dugaan atau prediksi yang diambil berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjawab penelitian yang sedang dilakukan.

  2. Teori, merupakan strata ilmu yang lebih tinggi dari hipotesis, berupa landasan ilmu yang telah teruji kebenarannya namun teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat.

  3. Hukum dan dalil, merupakan strata ilmu yang paling tinggi, berupa teori yang telah diuji terus-menerus dan diketahui tidak ditemukan kesalahan.

Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, karena ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu. Adapun syarat tersebut yaitu:

  1. Logis, yakni pengetahuan tersebut masuk akal dan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan.

  2. Objektif, artinya pengetahuan yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan didukung oleh fakta yang empiris.

  3. Metodik, yakni pengetahuan diperoleh dengan cara tertentu yang teratur, dirancang, diamati, dan dikontrol.

  4. Sistematik, dimana pengetahuan disusun dalam satu sistem yang saling berkaitan dan menjelaskan satu sama lain sehinggan menjadi satu kesatuan yang utuh.

  5. Universal, artinya pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan dimana saja yaitu degan cara eksperimentasi yang sama akan diperoleh hasil yang sama.

  6. Komulatif, yakni berkembang dan tentatif, sesuai dengan khasanah ilmu pengetahuan yang selalu bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan baru.

Untuk mencapai kebenaran, yakni persesuaian antara pengetahuan dan objeknya, tidaklah terjadi secara kebetulan, tetapi harus menggunakan prosedur atau metode yang tepat, yaitu prosedur atau metode ilmiah (Scientific Method). Adapun kelebihan dan kekurangan ilmu alamiah ditentukan oleh metode tersebut, maka pemecahan segala masalah yang tidak diterapkan metode ilmiah, tidaklah alamiah.

 

#IAD3

0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.