Perkembangan Dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam
Awal dari IPA dimulai pada saat manusia
memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya kemudian mempelajarinya. Berikut proses
perkembangan tersebut:
- Pengetahuan
yang diperoleh mul-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala
alam yang ada.
- Kemudian
bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya.
- Selanjutnya
dari peningkatan kemampuan daya pikirnya manusia mampu melakukan
eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan,
- dari hasil
eksperimenini kemudian diproleh pengetahuan baru.
Setelah manusia mampu memadukan
kemampuan penalaran dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
sebagai suatu ilmu.
Adapun pengertian dari Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) itu sendiri didefinisikan oleh H.W. Fowler dan
kawan-kawan(1951), bahwa IPA sebagai ilmu pengetahuan yang sistematis dan
dirumuskan. Ilmu ini berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan terutama
didasarkan atas pengamatan dan induksi.
Perkembangan IPA tidak jauh dari kaitan landasan ilmu pengetahuan
itu sendiri antara lain:
- Hipotesis, merupakan strata ilmu paling rendah, berupa dugaan
atau prediksi yang diambil berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah
ada untuk menjawab penelitian yang sedang dilakukan.
- Teori,
merupakan strata ilmu yang lebih tinggi dari hipotesis, berupa landasan
ilmu yang telah teruji kebenarannya namun teori masih mungkin untuk
dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat.
- Hukum dan
dalil, merupakan strata ilmu yang paling tinggi, berupa teori yang telah
diuji terus-menerus dan diketahui tidak ditemukan kesalahan.
Tidak semua pengetahuan dapat
disebut ilmu, karena ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus
memenuhi syarat tertentu. Adapun syarat tersebut yaitu:
- Logis,
yakni pengetahuan tersebut masuk akal dan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu
pengetahuan.
- Objektif,
artinya pengetahuan yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan didukung
oleh fakta yang empiris.
- Metodik,
yakni pengetahuan diperoleh dengan cara tertentu yang teratur, dirancang,
diamati, dan dikontrol.
- Sistematik,
dimana pengetahuan disusun dalam satu sistem yang saling berkaitan dan
menjelaskan satu sama lain sehinggan menjadi satu kesatuan yang utuh.
- Universal,
artinya pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan dimana saja yaitu degan
cara eksperimentasi yang sama akan diperoleh hasil yang sama.
- Komulatif,
yakni berkembang dan tentatif, sesuai dengan khasanah ilmu pengetahuan
yang selalu bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan baru.
Untuk mencapai kebenaran, yakni
persesuaian antara pengetahuan dan objeknya, tidaklah terjadi secara kebetulan,
tetapi harus menggunakan prosedur atau metode yang tepat, yaitu prosedur atau
metode ilmiah (Scientific Method). Adapun kelebihan dan kekurangan ilmu alamiah
ditentukan oleh metode tersebut, maka pemecahan segala masalah yang tidak
diterapkan metode ilmiah, tidaklah alamiah.
#IAD3
Silahkan LOGIN untuk berkomentar.