3 tahun yang lalu
Oleh: Elin Ismalasari

Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


Kali ini saya akan membahas mengenai Sejarah Perkembangan IPA dibagi menjadi empat :

·         Zaman Kuno

·         Zaman Yunani Kuno

·         Zaman Petengahan

·         Zaman Modern

 

a.       Zaman Kuno

Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno berasal dari kemampuan mengamati dan membeda-bedakan, serta dari hasil percobaan yang sifatnya spekulatif atau trial and error. Semua pengetahuan yang diperoleh diterima sebagaimana adanya, belum ada usaha untuk mencari asal usul dan sebab akibat dari segala sesuatu. Pada saat manusia mulai memiliki kemampuan menulis, membaca, dan berhitung maka pengetahuan yang terkumpul dicatat secara tertib dan berlangsung terus-menerus.

b.      Zaman Yunani Kuno

Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada zaman Yunani, disebabkan oleh kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia tidak hanya menerima pengetahuan sebagaimana adanya tetapi secara spekulatif mencoba mencari jawab tentang asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu.

1.      Thales (624-548 SM)

2.      Anaximenes (588-526 SM)

3.      Anaximander (610-546 SM)

4.      Heraklitos (535-475 SM)

5.      Pythagoras (580-499 SM)

6.      Empedokles (495-435 SM)

7.      Leukippos dan Demokritos (460-370 SM)

8.      Plato (427-345 SM)

9.      Aristoteles (384-322 SM)

10.  Ptolomeus (127-151

c.       Zaman Pertengahan

  • Zaman Alkimia (abad 1-2)

Ahli alkimia menerima pendapat empat buah unsur dan bahkan menambahkan tiga lagi, yaitu: air raksa, belerang dan garam. Disini pengertian unsur lebih dimaksudkan sebagai sifatnya daripada unsur itu sendiri.                               

Air raksa = logam yang mudah menjadi uap.

Belerang = mudah terbakar dan memberi warna.

Garam = tak dapat terbakar dan bersifat tanah.

  • Zaman Latrokimia (latros = Tabib)

Beberapa cendekiawan Islam diantaranya :

Al Khowarisni (825)

Menyusun buku Aljabar dan Artimatika yang kemudian mendorong

penggunaan sistim desimal. Menurut catatan sejarah karya Al Khowarisni merupakan pengembangan dari karya bangsa Hindu yang bernama Aryabhata (476) dan Brahmagupta (628). Kemudian Omar Khayam (1043-1132) ahli matematika dan

astronomi; Abu Ibnusina (atau Avicenna, 980- 1137) menulis buku tentang kedokteran

d.       Zaman Modern

Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman Yunani sampai abad pertengahan sudah banyak tetapi belum sistimatis dan belum dianalisis menurut jalan pikiran tertentu. Biasanya pemikiran diwarnai cara berpikir filsafat, agama atau bahkan mistik. Setelah alat sempurna dikembangkan metode eksperimen.

Perkembangan IPA sangat pesat setelah dikenalnya konsep fisika kuantum dan relativitas abad 20. Konsep modern ini mempengaruhi konsep IPA secara keseluruhan. Dengan demikian terdapat dua konsep IPA yang berkembang yaitu:

  • IPA Klasik

IPA klasik merupakan suatu proses IPA di mana teori dan eksperimen memiliki peran saling melengkapi dan memperkuat. IPA klasik memiliki kajian yang bersifat makroskopik, yakni mengacu pada hal-hal yang berskala besar dan kaidah pengkajiannya menggunakan cara tradisional. Di samping kajian yang bersifat makrokopis, ciri lain IPA klasik adalah lebih mendahulukan eksperimen dari pada teori.

  • IPA Modern

IPA modern adalah suatu proses IPA di mana penekanan terhadap teori lebih banyak dari pada praktek. IPA modern memiliki telaahan yang bersifat mikroskopik, yakni sesuatu yang bersifat detail dan berskala kecil. Selain itu, IPA modern menerapkan teori eksperimen, di mana ia menggunakan teori yang telah ada untuk eksperimen selanjutnya.

 

#IAD4

0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.