5 tahun yang lalu
Oleh: Admin Desa Cukanggenteng

Terima Kasih UIN SGD telah Mengajari Anak-Anak Kami


Cukanggenteng, sebuah desa yang kaya budaya sunda. Warganya sangat kreatif juga inovatif, berbagai usaha telah dilakukan untuk mengraup untung demi kehidupan, dari mulai mengolah pindang, membuat konveksi, bertani, dan banyak lagi. Tak penasaran, untung yang diraup juga sangat lumayan, hal ini terjadi karena kecerdasan intelektual masyarakat, dan pendidikan yang benar-benar terlaksana. Hanya lulusan Sekolah Menengah juga Sekolah Dasar, dengan modal nekad dan berani, banyak dari mereka bisa sukses dari hasil usahanya. Prinsip mereka, pengetahuan tidak hanya didapat dari sekolah formal, tetapi juga banyak dari sumber lain yang bisa mencerdaskan bangsa.

 

Kaya akan lahan tani, sebagian besar warga Cukanggenteng adalah petani, Sawi, Jeruk, Labu, Timun, Terong, dan Cabai adalah beberapa sayur yang dibudidayakan di daerah yang setiap kemarau kering, namun masih berkecukupan air ini.

 

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata 2018 UIN Bandung yang bertugas di desa ini berasal dari berbagai macam jurusan, salah satunya Agroteknologi. Hampir genap satu bulan tinggal di desa tersebut, mahasiswa melakukan banyak kegiatan, termasuk Mengajar di sebuah Yayasan Pendidikan Islam bernama Al Ikhlas. Tepat Jum’at, 24 Agustus 2018 mahasiswa Agroteknologi mengadakan pelatihan menanam, dengan bekal ilmu pengetahuan dan beberapa bahan dan alat yang telah disediakan mereka mengajari siswa siswi yang rata-rata masih bersekolah dasar itu untuk menanam Bawang Merah, Bawang Putih, dan juga Sawi. Media yang digunakan merupakan tanah asli desa yang berunsur hara tinggi, dicampur dengan sekam padi, lalu ditambahkan kotoran hewan yang sudah dikeringkan, ketiga media itu dicampur lalu didiamkan beberapa hari untuk menambah unsur hara agar memudahkan bibit dan benih tumbuh dengan cepat. Berwadahkan Polybag kecil, media dimasukan kedalamnya, lalu disiram air, kemudian dimasukkan benih atau bibit yang telah disiapkan, kemudian tunggulan hingga tumbuh.

 

Bibit yang disiapkan adalah bawang merah dan bawang putih yang dikupas, lalu kemudian dipotong ujung atasnya untuk mudahkan tunas baru tumbuh, dan akar semakin menguat kebawah. Sedangkan sawi harus dibibitkan terlebih dahulu. Pertama-tama sekam dibakar untuk media pembuatan bibit, lalu sebar benih sawi kedalam sekam yang sudah disiram air, lalu tunggu beberapa hari hingga muncul tunas-tunas kecil yang siap ditanam.

 

Antusias siswa siswi sangat bersemangat untuk melakukan pelatihan menanam ini, sehingga mahasiswa KKN 389 UIN Bandung kewalahan mengahadapi puluhan siswa siswi yang berebut ingin belajar menanam itu. Sebagian siswa licik dengan meminta Polybag lebih dari 3 dengan dalih ingin menanam di rumah, padahal beberapa dari mereka belum bisa menempatkan bibit dan benih pada medianya. Banyak dari mereka yang menaruh banyak bibit dan benih di satu polybag, bahkan ada yang menaruh 3 bibit dan benih, 2 benih bawang dan 1 benih sawi. Harusnya 1 polybag hanya cukup untuk satu jenis bibit atau benih saja.

SUMBER : https://kkn.uinsgd.ac.id

0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.