3 tahun yang lalu
Oleh: Winda Wulandari

Pembelajaran Darling Di Tengah Pandemi

   Pandemi COVID-19 terus mewabah, situasi ini berdampak pada beberapa kebijakan termasuk pada pola pembelajaran. Mekanisme administrasi dan sistem komunikasi atau pertemuan individu. Imbauan pemerintah pada masyarakat agar bekerja, belajar, dan beribadah di rumah dilakukan dengan penyertaan hukuman dan tindakan.Sementara itu sekolah sebagai unit pendidikan secara otomatis menjadi tempat berkumpul bagi warga secara permanen terkena imbas dari kebijakan agar tidak berkumpul demi pencegahan penularan virus COVID-19.

   Menyikapi kasus dan fenomena serta kebijakan pemerintah tentunya dunia pendidikan mulai berbenah pada pembelajaran online bagi peserta didiknya. Kesadaran sebagai manusia yang harus tetap berusaha di tengah keterpurukan.Pola komunikasi tatap muka menggunakan fasilitas era globalisasi dengan metode E-Learning dapat menjadi alternative pemecahan masalah pembelajaran.

   Beberapa perguruan tinggi juga sudah menyiapkan zoom meeting yaitu aplikasi video conference yang digunakan pada semua platform baik android, IOS, MAL, maupun windows, Google Classroom. Harapannya terhadap sistem pelayanan online masih tetap melakukan interaksi secara realtime.

   Hingga saat ini, Pengetahuan mahasiswa di era milenial terkait pembelajaran on-line memang disukai, walaupun sebagian dosen dan mahasiswa masih melakukan penugasan akan tetapi pendapat dari beberapa pakar teknologi informasi ini adalah hikmah yang dapat dipetik di tengah mewabahnya virus corona. Kebijakan institusi pendidikan membatasi pembelajaran tatap muka dan menggantinya dengan belajar secara daring (on-line) guna mencegah penularan corona virus Disease (COVID-19).

   Sistem pembelajaran on-line masih menyediakan pendampingan bagi pengajar dan mahasiswa tentang aplikasi atau pemanfaatannya, sebab sistem on-line ini masuk pada metode pembelajaran atau fasilitas pembelajaran yang juga perlu diperjelas. Pengertian metode pembelajaran (Learning Methods) adalah suatu proses penyampaian materi pendidikan kepada peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan teratur oleh tenaga pengajar atau dapat diartikan suatu strategi dan taktik dalam melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar yang diaplikasikan tenaga pengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

   Sementara E-Learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronik sebagai alat bantunya. E-Learning berarti pembelajaran yang menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika misalnya dapat menggunakan jasa audio, video atau perangkat computer, hp dan lain-lain melalui fitur-fitur yang disediakan.

   Kesadaran akan pentingnya pengembangan sumberdaya manusia adalah pendidikan dan pelatihan perkembangan globalisasi, kultur masyarakat dan geografi Indonesia serta sosial ekonomi masyarakat juga menjadi pertimbangan terhadap permasalahan pembelajaran secara tradisional. Perkembangan masyarakat yang menuju pada era masyarakat informasi (Information Age) atau masyarakat ilmu pengetahuan (Knowledge Society) membentuk potensi positif terhadap perubahan pada sector pendidikan dan pelatihan.

Model pembelajaran E-Learning.

   Pembelajaran On-Line adalah belajar mengubah seseorang menjadi cerdas bukan sekedar pintar. yang digambarkan dengan smart people know from repetition of others, intelligent people can figure it out by themselfes. Terlepas dari itu konsep E-Learning dengan pembelajaran secara online mengakibatkan kesenjangan.Sebab masih menjadi momok di masyarakat diantara yang dapat terlihat nyata adalah pemanfaatan internet tidak merata di seluruh wilayah Indonesia artinya terdapat Kesenjangan akses on-line pada beberapa wilayah. sistem on-line pembelajaran tidak dapat dilakukan secara maksimal.Profil peserta E-Learning harus memiliki motivasi belajar mandiri yang tinggi dan memenuhi komitmen belajar yang sungguh-sungguh.

   Karakter peserta E-Learning mengarah pada kegemaran belajar dan melakukan kajian pengembangan diri.Kondisi peserta E-Learning adalah mereka yang membutuhkan materi pelajaran tanpa meniingalkan rumah. Ekspektasi dengan pembelajaran on-line memang untuk memberikan kemasan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional. Mode seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian dilakukan secara on-line tanpa harus tatap muka antara pengajar dan peserta didik. Namun konsep pembelajaran menuju pendidikan secara komperehensif masih dipertanyakan sebagian masyarakat yaitu dari sisi afektif dan psikomotorik. Secara harfiah syarat personal pengajar adalah harus dapat berinteraksi dengan baik dan lebih personal terhadap peserta didik dengan memperhatikan kemajuan peserta didik, dan membantu persoalan peserta didik yang dihadapi. Sehingga fenomena ini menjadi tugas pendidikan bagaimana mengadaptasi sistem konvensional ke arah E-Learning.

   Diantaranya adalah soal operasional perumusan tujuan pembelajaran yang dapat diukur, persepsi pre-test, membangkitkan motivasi dengan bahasa komunikatif, uraian, materi yang jelas, memberikan problem solving, tanya jawab post-test, penugasan, dan kegiatan tindakan, sehingga aspek afektif dan psikomotorik terlampaui.

   Desain E-Learning yang menarik dan diminati menjadi penting untuk diperhatikan. menurut Onno W.Purbo (2012) merancang E-Learning setidaknya mampu memenuhi, sederhana, personal dan cepat.Sederhana dalam artian peserta didik mengenal dan memeiliki jenis aplikasi yang digunakan. Secara personal terdapat interaksi sebagaimana layaknya suasana di dalam kelas, kemudian layanan yang ditunjang dengan kecepatan memberikan respon terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya.

   Kejelasan kondidsi wabah corona yang terjadi di Indonesia pada bulan Maret sampai April 2020 mengisyaratkan kita pada proses pendidikan masa depan dengan jaringan yang terpadu terkait pada produktifitas tepat waktu, pluralistis, lebih dialogis, lebih terbuka, dan mudah diakses. Dan ini adalah gambaran pendidikan yang lebih luwes, terbuka dan beraneka ragam dijangkau oleh siapapun.

#tugasFI14

#UAS

0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.