3 tahun yang lalu
Oleh: Uswatun Hasanah

Filsafat Lingkungan Mencegah Kerusakan Alam


Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh manusia sudah pada taraf yang sangat mengkhawatirkan. Manusia tidak lagi segan-segan untuk mengeksploitasi alam dan isinya secara besar-besaran, untuk kepentingan dan hidup manusia, tanpa memperhatikan apakah akibat dari perbuatan yang dilakukan terhadap alam. Apalagi jika apa yang dilakukannya untuk kepentingan ekonomis semata-mata di zaman kapitalisme ini. Orientasi hidup manusia telah dipacu dan dikejar untuk menumpuk-numpukkan harta yang banyak dan.Ilmu dan teknologi yang ditemukan oleh manusia dari hasil riset dan eksperimen terhadap sesuatu masalah tidak lagi mempui memberikan jawaban kepada manusia. Padahal awalnya ilmu pengetahuan dan teknologi muncul adalah untuk menjawab persoalan manusia. Penemuan seperti senjata api, alat-alat kimia, nuklir, bom atom, transportasi, alat-alat komunikasi dan lain sebagainya yang awalnya adalah untuk menjawab kebutuhan manusia, tetapi kemudian malah menjadi suatu yang dampaknya dapat merusak lingkungan dan alam semesta ini. Menjadi seorang filsuf berarti belajar menjadi orang bijaksana. Orang bijak setiap perkataan dan perbuatannya selalu menunjukkan sama. Apa yang dikatakan itulah yang diperbuatnya. Orang bijak adalah orang yang tidak suka marah, berkelahi, melakukan kekerasan dan berbuat sewenang-wenang. Setiap orang boleh saja berbeda pendapat selama pendapat tersebut mempunyai alasan yang argumentatif, tidak boleh seseorang yang mengaku bijaksana tidak boleh memaksa pendapat atau pemikirannya kepada orang lain, apalagi jika dilakukan dengan kekerasan. Menjadi orang bijaksana adalah cita-cita luhur setiap manusia, tetapi tidak semua manusia boleh menjadi bijaksana, hanya manusia yang mau menggunakan akal-budinya yang menjadi bijaksana.

Ilmu pengetahuan yang melepaskan diri dari filsafat yang kemudian telahdigunakan sebagai suatu usaha menjurus kepada prakatik-praktik destruktif terhadap manusia dan lingkungan, kemudian telah memperhatikan kepada efek destruktif dari ilmu pengetahuan, maka lahirlah suatu cabang ilmu pengetahuan baru, hasil dari perkembangan kemudian oleh adanya faktor heuristik, yaitu ekologi.

Ekologi adalah ilmu tentang mengatur lingkungan. Antara filsafat dan ekologi, memiliki hubungan erat, yaitu keduanya saling membutuhkan dan merupakan partner dalam dialog. Ekologi merupakan suatu upaya mengkonkritkan pemahaman filosofis yang sifatnya masih umum. Filsafat juga dapat memberikan motivasi kepada ekologi dalam penentuan norma. Agama juga jika dipadukan dengan filsafat menjadi suatu yang fleksibel, tidak kaku oleh doktrin semata, tetapi filsafat membantu dalam pemahaman atau pemikiran terhadap agama untuk bersama-sama menemukan kebenaran yang ada dalam realitas. Jadi sinkretisme filsafat dan agama telah memantapkan pemahaman dan pemikiran agama itu sendiri, termasuk juga memberikan orientasi dari refleksi berpikir yang benar, menjaga dan memilihara alam dari kerusakan.

Filsafat sebagai alternatif tidak untuk menyingkirkan peran ilmu dan agama, tetapi kesemuanya saling berdialog, seperti sebuah siklus, di mana saling membutuhkan dan bekerjasama mengatasi problem kehidupan ini. Kearifan ekologi yang terdapat pada kearifan lokal (local wisdom), asketisme yang ada pada ilmu pengetahuan dan etika filosofis (ekosentrisme) dapat digunakan sebagai alternatif untuk mencegah kerusakan lingkungan, yang dikarenakan sistem kapitalisme, kaum sekuler, kaum atheisme dan termasuk juga agama yang telah kehilangan orientasi penyelamatan lingkungan dan ilmu yang gemar mengeksploitasi alam secara besar-besaran.


#TugasFI9

0 Komentar

Silahkan LOGIN untuk berkomentar.