Aliran-Aliran Filsafat Imu
Filsafat adalah induk dari segala ilmu pengetahuan tetap menjadi aktual, karena berbagai persoalan-persoalan dari sejumlah disiplin ilmu zaman modern ini, arus dasarnya adalah masalah filsafat Aliran-aliran filsafat dan kaitanya dengan ilmu pengetahuan, merupakan penelahan dua aspek sekaligus menyangkut paham dan pandangan para ahli pikir atau filsafat. Filsafat merupakan hasil pemikiran filosof-filosof sepanjang zaman diseluruh dunia. Ajaran filsafat pada dasarnya adalah hasil pemikiran seseorang atau beberapa orang ahli filsafat tentang sesuatu secara fundamental. Sebagai ilmu tersendiri filsafat tidak saja telah menarik minat dan perhatian para pemikir, tetapi bahkan filsafat telah amat banyak mempengaruhi perkembangan keseluruh budaya umat manusia. Dengan adanya filsafat telah mempengaruhi sikap hidup, cara berpikir, kepercayaan atau ideologinya.
Memahami sistem filsafat berarti menelusuri dan mengkaji suatu pemikiran mendasar dan tertua yang mengawali kebudayaan manusia. Suatu sistem, filsafat berkembang berdasarkan ajaran seorang atau beberapa orang tokoh pemikir filsafat. aliran-aliran filsafat mempunyai kaitan dengan ilmu pengetahuan terutama aliran rasionalisme, aliran empirisme, aliran intuisionisme, dan aliran materialisme kemudian berkembang mengikuti aliran filsafat lainnya yang memandang aliran dalam Filsafat secara berbeda.
Aliran-aliran dalam Filsafat
1. Rasionalisme
Rasionalisme selalu berpendapat bahwa akal merupakan faktor fundamental dalam suatu pengetahuan. Sebagai aliran dalam filsafat yang mengutamakan rasio untuk memperoleh pengetahuan dan kebenaran. Dan menurut rasionalisme, pengalaman tidak mungkin dapat menguji kebenaran hukum ”sebab-akibat”, karena peristiwa yang tak terhingga dalam kejadian alam ini tidak mungkin dapat diobservasi. Bagi aliran ini kekeliruan pada aliran empirisme disebabkan kelemahan alat indra tadi, dan dapat dikoreksi seandainya akal digunakan. Tokoh-tokoh aliran ini adalah Rene Descartes (1596-1650 M), Nicholas Malerbranche (1638-1775 M), B. De Spinoza (1632-1677 M), G.W.Leibniz (1646-1716M), Christian Wolff (1679-1754 M), dan Blaise Pascal (1623-1662 M)
2. Empirisme
Penganut empirisme mengatakan bahwa pengalaman tidak lain akibat suatu objek yang merangsang alat-alat indrawi, yang kemudian dipahami di dalam otak, dan akibat dari rangsangan tersebut terbentuklah tanggapan-tanggapan mengenai objek telah merangsang alat-alat indrawi tersebut. Empirisme memegang peranan yang amat penting bagi pengetahuan. Penganut aliran ini menganggap pengalaman sebagai satu-satunya sumber dan dasar ilmu pengetahuan. Pengalaman indrawi sering dianggap sebagai pengadilan yang tertinggi.Tokoh-tokoh aliran ini anta ra lain Francis Bacon (1210-1292 M), Thomas Hobbes (1588-1679 M), John Locke (1632-1704M), David Hume (1711-1776 M), George Berkeley (1665-1753 M), Herbert Spencer (1820-1903 M), dan Roger Bacon (1214-1294 M).
3. Idealisme
Idealisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami kaitannya dengan jiwa dan ruh. Paham ini beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya. Manusia ada karena ada unsur yang tidak terlihat yang mengandung sikap dan tindakan manusia. Manusia lebih dipandang sebagai makhluk kejiwaan/kerohanian. Untuk menjadi manusia maka peralatan yang digunakannya bukan semata-mata peralatan jasmaniah yang mencakup hanya peralatan panca indera, tetapi juga peralatan rohaniah yang mencakup akal dan budi. Justru akal dan budilah yang menentukan kualitas manusia. Tokoh-tokoh aliran ini adalah : Plato (477-347), B. Spinoza (1632-1677 M), Liebniz (1685-1753 M), Berkeley (1685-1753), Immanuel Kant(1724-1881 M), J. Fichte (1762-1814 M), F.Schelling (1755-1854 M), dan G. Hegel (1770-1831 M).
4. Kritisisme
Kehadiran aliran rasionalisme dan empirisme sangat bertolak belakang dari tujuan semula. Pada satu sisi landasan aliran rasionalisme yang bertolak dari rasio dan di lain sisi empirisme yang lebih mendasarkan pada pengalaman seolah sudah sempurna, padahal kedua tawaran tersebut bukan jawaban yang tepat. Filsafat ini memulai pelajarannya dengan menyelidiki batas-batas kempampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. Tokoh yang paling menolak kedua pandangan di atas adalah Immanuel Kant (1724-1804 M). Isi utama dari kritisisme adalah gagasan immanuel Kant tentang teori pengetahuan, etika dan estetika
gasFI
Silahkan LOGIN untuk berkomentar.